3 Karya Budaya Kaltara Ditetapkan Menjadi WBTB Indonesia

by Muhammad Reza

WARISAN BUDAYA : Kepala Disdik Kaltara Sigit Muryono mewakili Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menerima sertifikat WBTB untuk 3 karya budaya dari Kaltara dari Mendikbudi Muhadjir Effendy di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (4/10).

TANJUNG SELOR, MK – Tiga karya budaya dari Kalimantan Utara (Kaltara) ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2017. Mewakili Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara Sigit Muryono menerima sertifikat WBTB tersebut dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diserahkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (4/10).
Sigit mengatakan, sebenarnya Kaltara mengajukan 9 karya budaya untuk tahun ini, namun hanya 3 yang lolos dan mendapatkan sertifikat. Tiga karya budaya asal Kaltara yang sudah ditetapkan sebagai WBTB 2017 diantaranya, prosesi upacara adat Suku Tidung penurunan Padaw Tuju Dulung dari Kota Tarakan, Alat musik Suku Dayak Kenyah Jatung Utang dari Desa Metun Sajau Kabupaten Bulungan, dan Tari Lalatip dari Kabupaten Malinau.
Sedangkan 6 yang tidak lolos, diantaranya baju adat Suku Bulungan Inter Kusuma, upacara adat Lakin Ayau, upacara adat Antiopo, tarian Esebebelen, pengobatan Arangsiangang, dan upacara adat Biduk Bebandung. “Tahun ini ada 3 yang lolos, kemarin kita telah mengajukan 9 warisan bidaya. 6 yang tidak lolos dikarenakan kurang kajian akademik dari para pelaku seni. Insya Allah akan kita ajukan lagi di tahun ini untuk WBTB tahun depan,” katanya.
Dengan semakin meningkatnya pengakuan warisan budaya asli Kaltara ini menurut Sigit, memiliki banyak dampak bagi Kaltara. Yang pertama adalah suatu bentuk kebanggaan. “Yang kedua, tentunya akan menimbulkan pengaruh besar, kalau sebelumnya orang tidak kenal alat musik Jatung Utang. Ini merupakan salah satu contoh menarik wisatawan lokal dan mancanegara datang ke Kaltara,” katanya.
Kedepannya, Sigit mengharapkan tahun depan dapat meningkat lebih baik, dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Sebab menurutnya, menjadi sebuah tantangan sekaligus sebuah tanggungjawab moral sebagai warga Kaltara dalam melestarikan warisan budaya. “Disdikbud juga memiliki tanggungjawab besar untuk melakukan pembinaan sekaligus pelestarian,” tuntasnya.(humas)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.