Bantuan Pangan Non Tunai Siap Disalurkan

by Muhammad Aras

Perkenalan E Warong, Pada Masyarakat Tarakan

TARAKAN, MK – Demi mensukseskan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada warga Tarakan Bank BNI selaku selaku penyedia kartu keluarga sejahtera bantuan pangan non tunai (KKS-BPNT) memastikan telah menyiapkan kartunya untuk didistribusikan kepada BPM. Bahkan, Bank BNI yakin bahwa seluruh komponen pendukung telah siap melaksanakan penuh Program Pemerintah Pusat ini.

Hanya saja pihaknya tetap mengantisipasi beberapa kendala salah satunya adalah jaringan internet. Mengingat penggunaan KKS BPNT sangat bergantung pada penyediaan jaringan telekomunikasi oleh provider. “Tarakan ini kan terkait dengan jaringan. Sedangkan kita ini basisnya sangat bergantung dengan jaringan. Ketika jaringan turun naik akan mengganggu transaksi juga,” ujar Kepala Bank BNI Cabang Tarakan, Novacristo kepada Metro Kaltara, Rabu (18/4)

Mengenai penggunaan kartunya, Novacristo memastikan cukup mudah untuk digunakan masyarakat. Sebab, penggunaannya kurang lebih seperti kartu anjungan tunai mandiri (ATM). Hanya saja ia meminta masyarakat tidak lupa dengan nomor PIN, karena selalu digunakan setiap transaksi.

Sementara Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltara, Hendik Sudaryanto mendukung progam ini sebagai bagian dari program BI dalam mendukung program pembayaran non tunai (e-money).

“Ini adalah mendukung program non tunai itu sendiri. Kami sedang dalam proses dengan Pemerintah Daerah untuk melakukan kerjasama mengenai kegiatan non tunai di Kaltara ini,” tuturnya.

Badan Urusan Logistik (Bulog) misalnya, memastikan akan ketersediaan beras yang akan dinikmati keluarga penerima manfaat (KPM) BNPT ini. Baik beras medium maupun premium.

“Kalau persiapannya, kami sudah siap. Memang di Bulog ini kami menunggu perintah saja karena kami kan regulator. Jadi memang di Kaltara ini baru BPNT ini mulai bulan empat. Kalau Januari sampai Maret kan masih beras,” tutur Kepala Kantor Bulog Sub Divre Tarakan, Pengadilan Lubis, Rabu (18/2).

Menurutnya, stok beras yang ada di gudang Bulog Tarakan, lebih dari cukup. Bahkan, diperkirakannya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltara dalam jangka waktu hingga dua tahun. Sehingga KPM tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras.

Ia berharap program ini bisa segera berjalan. Karena tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga bisa menekan inflasi harga beras menjelang ramadan dan hari raya Idulfitri. “Kalau sudah dibagi ini, dia (KPM) tidak beli beras lagi. Jadi insya Allah bisa menekan harga inflasi,” harapnya.

Mengenai harga, pihaknya memberlakukan harga sesuai ketetapan Pemerintah Pusat. Misalnya untuk beras medium seharga Rp 9.950 per kilogram. Sedangkan untuk beras premium Rp 11.500 per kilogram.

Sementara Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan (DPPP) Tarakan memastikan siap menyiapkan stok telur ayam yang sesuai kebutuhan KMP. Baik telur lokal maupun dari luar Tarakan.

“Ada dua produsen telur, ditambah agen yang memasukkan telur dari Surabaya dan Sulawesi. Jadi ada lima pengusaha yang memasuk telur. Jadi masalah stok tidak ada masalah,” ujar Kepala DPPP Tarakan, Soni Wipraptono.

Hanya saja untuk harga bervariasi. Harga telur lokal lebih mahal dari telur impor karena kondisinya yang lebih segar. Untuk harga lokal berkisar Rp 55 ribu per piring. Sementara untuk telor luar Tarakan Rp 45 ribu per piring.

Sebelumnya, Kepala Bidang Sosial dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Eko P Budisantoso membeberkan, Tarakan menjadi satu-satunya daerah di Kalimantan Utara yang menerapkan program tersebut mulai tahun ini, dengan jumlah 5.900 keluarga penerima manfaat (KPM).

“KKS BPNT (kartu keluarga sejahtera bantuan pangan non tunai) ini merupakan bagian dari bansos pangan yang di dalamnya ada bansos rastra dan BPNT. Mereka (KPM) sebetulnya sudah menerima bansos rastra di bulan Januari, Feburari dan Maret, dan Alhamdulillah di bulan April ini Tarakan diberikan kepercayaan oleh pusat sudah bisa menyelenggarakan bantuan pangan non tunai,” ujar Eko di ruang kerjanya, Selasa (17/4).

Dijelaskan bahwa dalam program ini, Pemerintah Pusat memberikan voucher setiap bulannya kepada KPM sebesar Rp 110 ribu per rumah tangga, untuk ditukarkan dengan barang yang masuk dalam kategori pangan. Besaran disesuaikan dengan harga beras rastra yang diterima sebelumnya sebanyak 10 kilogram setiap KPM per bulan.

Adapun barang kategori non pangan yang bisa dibelanjakan oleh KPM, beber Eko, hanya ada dua jenis. Selain beras, juga berupa telor ayam. “Tidak boleh minyak goreng, harus bahan pangan, telor sama beras saja,” tegasnya.

Caranya, masyarakat penerima BPNT diberikan sebuah kartu yang dapat dipergunakan di warung penyalur BPNT (e-warung). Setiap tanggal 25, dana sebesar Rp 110 ribu masuk dalam kartu tersebut untuk kemudian dibelanjakan oleh penerima manfaat.

“Pembelanjaannya itu melalui elektronik-elektronik warung yang sudah kami tunjuk. E-warung kami sebetulnya merupakan gabungan, ada warung kumpul PKH (program keluarga harapan) yang sudah dipersiapkan oleh Kementerian Sosial awal-awal kemarin, ada 8 e-warung kumpul PKH, di mana setiap e-warung ini beranggotakan 10 orang,” tuturnya.

Selain e-warung yang ditunjuk oleh Kementerian Sosial, pihaknya juga akan mengakuisisi beberapa warung yang dibina oleh salah satu bank pemerintah untuk menjadi agen e-warung. Karena di dalam pedoman umum maupun juknis penyaluran BPNT ini, jumlah e-warung tidak dibatasi, yang terpenting memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah disetujui.

Menurutnya, KKS BPNT ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kondisi warga miskin dengan keterampilan berusaha, tentunya melalui pembinaan Dinas Sosial. Ini bisa dilihat dari mereka-mereka yang menjadi agen e-warung, di mana sebagian besar merupakan warga miskin.

Tapi ke depan, pihaknya berencana menjadikan semua warung menjadi agen KKS BPNT. Sehingga warga bisa membeli di mana pun. Saat ini sebagai tahap sosialisasi dan edukasi, pihaknya menyiapkan 17 e-warung yang tersebar di seluruh Tarakan.

Lalu bagaimana menggunakan KKS BPNT ini? Eko memastikan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan bank pemerintah untuk melakukan sosialisasi penggunaan kartu maupun buku tabungan. Sosialisasi sendiri sudah dilakukan berkali-kali. (arz27/ars)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.