TANJUNG SELOR, MK – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh para remaja asal Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Beberapa siswa dari SMAN 1 Tarakan lolos ke final Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tingkat nasional dan National Young Inventors Award (NYIA) Ke-11 tahun 2018 yang merupakan rangkaian kegiatan dari Indonesia Science Expo (ISE) tahun 2018 di Tangerang, Banten.
Mereka adalah Yustian Dimas Piter dan Amirullah Acham Nassardi yang berhasil menjadi finalis pada ajang NYIA, yang menjadi bagian dari ajang Youth Science and Innovation Fair (YSIF).
Yustian adalah siswa Kelas XII Jurusan IPA yang telah berinovasi membuat produk yang diberi nama walking stick with portable seat for visual impairment people (WS-port VIP). “Ini adalah alat bantu berjalan bagi orangtua atau orang berkebutuhan khusus yang mengalami masalah pada penglihatan,” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sigit Muryono, Minggu (4/11).
Sedangkan Amirullah, lanjutnya, membuat karya inovatif berupa aplikasi yang diberi nama IOT BS. Yaitu aplikasi untuk keselamatan lalu lintas. Amirullah sebelumnya juga pernah mendapat medali perunggu pada OPSI 2018 dengan karya alat pendeteksi tingkat kekeruhan air. “Bahkan di tahun ini, ia mendapatkan penghargaan khusus dari Menteri Perhubungan karena meraih juara 1 lomba pelopor keselamatan lalu lintas yang diadakan Kemenhub,” kata Sigit.
Acara yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu juga menggelar Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR). Hasilnya, Kaltara juga menempatkan satu finalis. Yaitu, atas nama Tri Noviansyah siswa SMAN 1 Tarakan juga, yang mengangkat judul penelitian “Labelmu, Membelengguku” dengan Studi Kasus pada Label Anak Gila, Anak Cacat Pada Anak Down Syndrome di SLB Tarakan.
Disdikbud Kaltara, lanjut Sigit, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada siswa tersebut, karena telah mengharumkan nama baik Kaltara dengan prestasi gemilangnya. “Dukungan moril terus dilakukan, khususnya terhadap satuan pendidikan yang terus membimbing. Kita dari Disdikbud terus memberikan support kepada mereka, supaya sumberdaya manusia di Kaltara terus meningkat,” ujarnya.
Lomba ini bertujuan untuk mengkomunikasikan atau memasyarakatkan apa yang telah dilakukan peneliti Indonesia dalam bidang riset dan manfaatnya bagi masyarakat luas. Ia menambahkan, ISE diharapkan mampu menyebarluaskan hasil-hasil riset karya anak bangsa sehingga hasil-hasil riset terimplementasikan secara nyata. “Kami berharap hasil-hasil riset yang ditampikan di ISE dapat dimanfaatkan dalam pembuatan landasan kebijakan pemerintah sehingga bisa berkontribusi bagi peningkatan daya saing bangsa di tingkat dunia,” ucap Sigit.
Dalam ISE, bukan hanya pameran, selama 4 hari ke depan, ISE 2018 akan menampilkan 12 konferensi ilmiah baik nasional dan internasional, 26 workshop dan talkshow, 10 Science Show, YSIF, 6 science movie, dan science art.
Dalam YSIF juga ditampilkan 140 tim karya penelitian ilmiah dan inovasi remaja di bidang teknologi, yang merupakan finalis dan pemenang dari enam kompetisi sains nasional. Diantaranya adalah LKIR dan NYIA yang keduanya diselenggarakan oleh LIPI.
Kabar lain, juga diperoleh, keberhasilan Kaltara meraih prestasi juga datang dari kancah internasional. Ia adalah Didi Admanur, pemuda asal Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di ajang World Youth Forum Theater di Mesir.(humas)