Nasib Data Pengguna Facebook Usai Skandal Cambridge Analytica

by Metro Kaltara

Jakarta – Data 50 juta pengguna Facebook dinyatakan bocor dan disalahgunakan untuk kepentingan pihak ketiga. Adalah Cambridge Analytica, konsultan politik Donald Trump, yang disebut menggunakan data pengguna Facebook untuk kepentingan kemenangan Trump dalam Pilpres di Amerika Serikat dua tahun lalu.

Cambridge Analytica menggunakan cara unik untuk ‘mencuri’ data pengguna Facebook dan memanfaatkannya bagi kemenangan Trump. Salah satunya adalah melalui aplikasi yang diberi nama “This is Your Digital Life”.

Pengguna yang memakai aplikasi kuis kepribadian di Facebook ini, data pribadinya dihimpun sejak setahun sebelum kampanye Pilpres secara nasional dimulai.

Pengguna sendiri tidak sadar bahwa data pribadinya seperti alamat, usia, ketertarikan terhadap isu tertentu dan ‘warna’ politik serta jejaring pertemanan dipetakan dan dianalisis.

Aplikasi ini sesungguhnya disebut hanya diunduh sekitar 250 ribu orang saja. Namun, data 50 juta orang pengguna Facebook berhasil ditelisik dan dimanfaatkan.

Kemudian oleh Cambridge Analytica, pengguna Facebook yang telah ‘ditangkap’ digiring, yang semuanya bermuara pada meningkatnya popularitas Trump di media sosial, dan kemenangan Trump sebagai presiden mengalahkan Hillary Clinton.

Mark Zuckerberg mengakui kebocoran data pengguna Facebook. Dia pun mengeluarkan kata maaf. Namun, hal itu tidak bisa menghapus aroma skandal yang berdampak pada menurunnya kepercayaan pengguna terhadap Facebook, yang juga berakibat pada turunnya nilai valuasi perusahaan yang cukup tajam hingga Rp 500-an triliun.

Bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara pengguna utama Facebook, kebocoran data pengguna ini merupakan ‘early warning‘ (peringatan dini), kemungkinan ‘tsunami’ skandal serupa atau lebih besar bisa terjadi ke depannya.

Sumber: https://www.liputan6.com/tekno/read/3411927/nasib-data-pengguna-facebook-usai-skandal-cambridge-analytica

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.