Tarakan, MK – Meski saat ini jalur pelayaran internasional khususnya di jalur perairan Filipina belum aman oleh kasus pembajakan, namun Pemerintah RI melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan membuka kembali rute pelayaran tersebut.
Komandan Patroli KSOP Tarakan Syahruddin mengaku pemerintah pusat telah mengirim telegram untuk membuka jalur pelayaran ke Filipina. “Pelayaran ke Filipina kembali dapat dilakukan asal sesuai dengan prosedur dan arahan pemerintah pusat,” ujarnya kepada Metro Kaltara, belum lama ini.
Ia menjelaskan aturan yang diminta yakni jangan melintasi perairan perbatasan bagian selatan Filipina yakni wilayah Pulau Cebu. “Mereka harus memutar arah jika ingin berlayar ke Filipina dan harus membuat surat pernyataan yang ditandatangani bermatrai. Jika masih melintas di daerah yang saat ini masih menjadi konflik maka pihak perusahaan akan sepenuhnya bertanggung jawab,” tegasnya.
Terkait masalah untung ruginya jika berlayar ke Filipina dengan memutar arah, Syahruddin mengungkapkan itu semua menjadi permasalahan dari pihak perusahaan pelayaran.
“Intinya kami sudah memberitahukan kalau sekarang pelayaran di Filipina sudah diperbolehkan dengan catatan harus memutar arah. Untuk selebihnya sudah tanggung jawab perusahaan,” ujar Syahruddi.
Terkait Kapal Tug Boat (TB) Henry yang sempat dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf, Syahruddin mengaku sejauh ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan bersama instansi terkait sebelum diizinkan lagi berlayar.
Kalau dari pengakuan pemilik kapal, memang ada kerusakan yakni berlubang lantaran bekas tembakan yang dilepaskan oleh kelompok sparatis. Namun pemeriksaan bukan hanya sebatas itu. Masih banyak lagi yang akan diperiksa seperti kelengkapan alat keselamatan, navigasi dan lainnya. (id/MK*1)