Putra Nelayan Tidung Berkarir di PBB

by Setiadi

Kecil Jualan Es Lilin, Kini Muhamad Nour Perjuangkan Nasib Kaum Buruh di Mata Dunia

Muhamad Nour putra nelayan Kota Tarakan bersuku Tidung kini berkarir di organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa.

Muhamad Nour putra nelayan Kota Tarakan bersuku Tidung kini berkarir di organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa.

Tarakan, MK – Satu lagi prestasi yang membanggakan ditorehkan putra daerah Kaltara di kancah dunia international. Siapa sangka Muhamad Nour putra dari seorang nelayan bersuku Tidung bisa berkarir di organisasi sekelas Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pria kelahiran Tarakan 11 Oktober 1974 ini mampu menunjukan bahwa tak selamanya pemuda di daerah pedalaman dan perbatasan seperti Provinsi Kaltara tertinggal prestasinya dengan pemuda-pemudi di ibukota.

Bekerja di International Labour Organization (ILO), anak dari pasangan Giansyah dan Mulyani mungkin menjadi satu-satunya pemuda Kaltara yang bisa mengikuti Pertemuan Global Serikat Buruh di kantor pusat ILO di Jenewa, belum lama ini. Peserta pertemuan ini terdiri dari 70 negara anggota ILO khususnya dari negara-negara Afrika, Asia pasifik, Amerika Serikat, Rusia, Amerika Latin, dan Eropa. “Saya banyak belajar tentang kebijakan ketenagakerjaan bagi kaum muda, penciptaan lapangan kerja dan mengedepankan dialog sosial bagi kalangan serikat pekerja dan manajemen yang efektif dan efisien” ujarnya kepada Metro Kaltara.

Lulusan S2 Fisip Business Administration Universitas Padjadjaran Bandung ini senang berpetualang. Tak tanggung-tanggung berkat berkecimpung di sejumlah organisasi PBB, si Amad (sapaan kecilnya) sudah mengunjungi berbagai negara seperti Australia, Hong Kong, Macau, Timor Leste, Kamboja, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura dan Turki.

“Sejak lulus S1 dari Universitas Mulawarman saya bekerja diprogram pemberdayaan masyarakat dan gerakan masyarakat sipil serta program bantuan mulai dari padat karya di pedalaman Mahakam tahun 1998-2000, program bantuan bagi pengungsi Timor-Timor tahun 2000, program bantuan pertanian dan shelter bagi pengungsi konflik Poso tahun 2000-2002, program perlindungan ibu dan anak bersama UNICEF Ambon. Kemudian program bantuan Tsunami Aceh tahun 2005 bersama Tifa Foundation mengerjakan program pemberdayaan komunitas buruh migran di NTB dan NTT termasuk pelatihan paralegal bagi pekerja migran asal Indonesia di Sabah Malaysia Timur dan Hong Kong,” paparnya.

Menurutnya bekerja di badan PBB seperti ILO sangat kompetitif, setiap staf PBB diwajibkan memiliki kualifikasi baik terutama penguasaan bahasa Inggris, pengalaman jejaring nasional maupun internasional, kapasitas desain program advokasi, pembuatan modul pelatihan, dan implementasi program berbasis hasil.

“Awalnya, saya cukup kesulitan mengikuti kultur organisasi yang kompetitif dengan atmosphere internasional, tapi refleksi dari perjuangan ayah saya sebagai nelayan dan ibu berjualan pisang goreng terus memotivasi untuk merubah hidup jauh lebih baik. Semoga apa yang saya sampaikan bisa memotivasi pemuda-pemudi Kaltara untuk tak takut atau menyerah dalam meniti karir di dunia international,” tuturnya.

Pengalaman kerja dengan jam terbang tinggi, lulusan SD 024 Jembatan Bongkok ini akhirnya bisa mengunjungi 34 provinsi se Indonesia. Lucunya, ia baru secara resmi mengunjungi Provinsi ke 34 Indonesia, Kaltara, kampungnya sendiri pada 2012, sejak ditetapkan oleh DPR RI sebagai Daerah Otonomi Baru. “ akunya dengan tersenyum.

“Mengambau kepiting adalah kegiatan yang ingin saya lakukan ketika di luar negeri kala mengingat masa-masa SD dengan teman-teman. Setiap sekolah pasti membawa bekal ambau,” imbuhnya

Sekarang Muhamad Nour sangat bersedia memberikan coaching (melatih) bagi kaum muda Kaltara yang ingin mengembangkan karir baik di tingkat nasional maupun organisasi internasional. Saat ini, ia pun membantu sepupunya sendiri, Ari Abdul Gafur yang baru lulus dari Universitas Mulawarman untuk mengembangkan karir di luar Tarakan. Ari sekarang telah menerima beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia untuk kuliah master di Australia. (nour/sti)

.

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.