Samarinda, MK – Maraknya aksi begal di samarinda kalimantan timur membuat resah masyarakat, bahkan untuk meluapkan keresahannya puluhan warga menggelar aksi demonstrasi di depan kantor polresta samarinda. Aksi ini buntut dari tewasnya seorang guru yang di jambret saat mengendarai motornya di Jl. AW Syahrani Samarinda pada jum’at (02/09/2016)
Puluhan masyarakat yang tergabung dari aliansi masyarakat peduli Samarinda menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Polresta Samarinda Jl. Slamet Riyadi, aksi yang di lakukan warga ini sebagai bentuk protes terhadap pihak kepolisian dan Pemerintah Kota Samarinda karena di nilai tidak mampu menjaga keamanan dan ketertiban kota Samarinda dari aksi kejahatan para begal yang selama ini meresahkan warga, pasalnya beberapa bulan terkahir Samarinda kerap di teror ancaman kriminalitas.
Bahkan kasus terbaru yakni terjadi pada jum’at (02/09/2016) dimana seorang guru yang bernama Rika Novita harus merenggang nyawa akibat di jambret.
Massa aksi menilai bahwa Samarinda saat ini menjadi kota tidak aman, dan berdasarkan hasil rilis Indonesia Research Center (IRC) kota Samarinda menempati urutan kedua setelah medan sebagai kota tidak aman.
“Kami menuntut kepada aparat kemanaan agar menindak tegas pelaku penjambretan yang meresahkan warga, kami melihat Samarinda adalah kota yang tidak aman, bahkan dari rilis media nasional Samarinda menjadi kota kedua tidak aman” Ujar Ari Bagus.
Mereka pun meminta kepada aparat Kepolisian agar menindak tegas pelaku pembegelan yang selama ini meresahkan warga, di samping itu massa juga meminta kepada Kepolisian agar terus melakukan patroli rutin di tempat yang rawan akan aksi pembegalan agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan akibat pembegalan.
“Kami tidak menginginkan ada korban berjatuhan lagi, petugas seharusnya melakukan patroli rutin di tempat yang rawan aksi kriminalitas, cukuplah hari ini menjadi terakhir korban pembegalan” Tambahnya. (Gladis/Rz)
.