KALBAR, MK – Seorang wanita pria (waria) pemilik Fara Salon, Fara alias Darma ditemukan tak bernyawa oleh warga sekitar di Jalan Kom Yos Soedarso, Jumat (19/08) malam. Peristiwa ini menggemparkan warga sekitar maupun pengendara yang melintas sehingga membuat arus lalu lintas sempat mengalami kemacetan karena warga berkumpul.
Korban ditemukan dengan pakaian terkoyak dan berlumuran darah. Kondisi fisik korban pun sudah tidak bagus lagi karena pembusukan. Kuat dugaan korban meninggal dunia dengan cara dibunuh.
Aini (38) yang rumahnya tidak jauh dengan tempat kejadian perkara (TKP) menuturkan kehebohan mulai terjadi sekira pukul 22.00 WIB. “Yang menemukan tadi warga bersama keluarga yang datang kesini, curiga tidak ada kabar dan melihat korban dua hari terakhir,” ucapnya.
Aini pun mengatakan sejak dua hari terakhir keadaan salon memang tidak pernah buka. Namun, pintu salon tidak digembok dari luar. “Sudah dua hari salonnya tutup. Warga pikir dia di dalam, karena tidak digembok,” jelasnya.
Sementara itu, Sri (43) warga yang membuka toko klontong dan sayuran tidak jauh dari TKP juga menuturkan korban terakhir terlihat sekitar tanggal 16 Agustus lalu. Korban sendiri mulai menempati salon tersebut pada bulan puasa lalu, dan sejak itu tempat korban selalu ramai pelanggan salon hingga pukul 22.00.
“Malam sebelum 17an itu dia belanja sayur di sini, abis itu paginya dak ada lagi liatnya. Besoknya sampai kemarin ditemukan itulah tempatnya sepi dak ada aktivitas apapun,” tuturnya.
Sementara itu Spesialis Forensik Biddokkes Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalbar, Kompol dr Edi Syahputra Hasibuan yang melakukan autopsi korban pada Sabtu (20/8) siang, di kamar mayat RSUD dr Soedarso Pontianak, mengungkapkan proses autopsi membutuhkan waktu selama empat jam, yakni dimulai pukul 10.30 WIB hingga pukul 13.30.
“Yang pasti jenazah adalah laki-laki, diperkirakan berusia sekitar 30 tahun. Dengan tinggi sekitar 162 cm,” ungkapnya usai autopsi.
Edi pun menuturkan pada pemeriksaan luar dan dalam jasad korban, diperkirakan meninggal setelah sekitar tiga hingga empat hari. “Diperkirakan meninggal setelah tiga sampai empat hari, mulai hitungan hari ini. Jadi sudah tampak adanya proses pembusukan lanjut,” jelasnya.
Untuk penyebab kematiannya, Edi menuturkan masih dalam proses pemeriksaan lanjut. Ada jaringan yang diambil dan akan diperiksa nanti ke Patologi Anatomi. Selain itu, menurutnya diperkirakan ada kekerasan di area wajah korban. Sehingga jaringan di daerah wajah diambil untuk memastikan apakah itu memang luka atau tidak.
“Di daerah wajah, mulut dan sekitar leher, dada serta kedua lengan baik kanan maupun kiri, namun tidak ditemukan adanya luka benda tajam,” tuturnya. (Lyn/MK*1)