Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan tiga program terobosan hingga 2024, dua dari program terobosan menjadi tanggung jawab DJPB. Salah satunya adalah pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

Potensi kekayaan alam yang dimiliki Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), semuanya akan mendatangkan manfaat baik bagi pemerintah maupun masyarakat jika dikelola dengan baik. Seperti potensi kekayaan kelautan dan perikanan yang menjanjikan.

Sebelumnya, Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum juga telah memaparkan potensi kelautan dan perikanan provinsi termuda ini ketika berkunjung ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beberapa waktu lalu.

Gubenur mengatakan, hasil laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi memerlukan wadah untuk tidak sekadar menampung. Namun dapat dikelola secara mandiri.

“Jadi, Pemprov Kaltara punya cita-cita, dimana ada lahan seluas 50 hektar yang di dalamnya ada pelabuhan, cold storage, tempat penampungan ikan, pengolahan hasil laut hingga rumah nelayan,” ucap Gubernur.

Gubernur mengungkapkan, kualitas hasil laut di Kaltara tidak kalah dengan produksi di tempat lain yang sudah lama beroperasi.

“Di Kaltara, saya pernah melihat langsung udang yang besarnya kurang lebih seperti ponsel, bahkan udang yang ada di Aceh saja kalah besar jika dibandingkan dengan Kaltara,” jelasnya.

Gubernur berharap yang menjadi cita-cita Pemprov Kaltara khususnya di bidang kelautan dan perikanan ini dapat didukung pemerintah pusat. Sehingga Kaltara dapat memaksimalkan hasil alamnya yang ada di laut. (dkisp)