TANJUNG SELOR, MK — Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13 Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara menggelar Kompetisi Olahraga dan Permainan Tradisional di Lapangan Ahmad Yani, Tanjung Selor, Kamis (23/10).
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Gubernur Kaltara yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Aparatur, Pelayanan Publik, dan Kemasyarakatan, Dr. Ir. H. Syahrullah Mursalin, M.P.
Dengan mengangkat tema “Bersatu Membangun Kaltara yang Maju dan Bermartabat”, Syahrullah menyebutkan olahraga dan permainan tradisional ini sebagai wujud pelestarian budaya sekaligus penguatan nilai kebersamaan.
“Kompetisi ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga sarana pendidikan karakter. Melalui permainan tradisional, kita menghidupkan kembali nilai-nilai gotong royong, sportivitas, dan kebersamaan yang menjadi jati diri masyarakat Kaltara,” ujarnya.
Tidak lupa ia juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai sangat penting dalam menjaga eksistensi budaya lokal di tengah derasnya arus modernisasi dan digitalisasi.
Staf Ahli Gubernur ini mengungkapkan bahwa tantangan era digital saat ini telah menyebabkan generasi muda lebih akrab dengan permainan daring dan Gadget, namun di satu sisi permainan tradisional seperti gasing, enggrang, dan bakiah mulai ditinggalkan.
“Fenomena ini menjadi tantangan bagi kita semua. Jika tidak dijaga, warisan budaya kita bisa hilang perlahan. Padahal, permainan tradisional mengajarkan kerja sama, ketangkasan, dan tanggung jawab sosial,” jelas Syahrullah.
Syahrullah menambahkan, dalam upaya melestarikan olahraga dan permainan tradisional ini diperlukan kerja sama oleh semua pihak, yang dimulai dari lingkungan keluarga dan sekolah.
Bebernya, peran keluarga dan sekolah tersebut menjadi sangat penting untuk menanamkan kecintaan terhadap budaya daerah sejak dini, agar kemajuan teknologi tidak mengikis nilai-nilai luhur bangsa.
Lebih lanjut, dalam upaya mendorong kelestarian budaya, Syahrullah menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kehidupan sosial dalam masyarakat.
“Gunakan teknologi secara bijak. Jangan biarkan gawai menguasai waktu anak-anak kita. Orang tua memiliki peran besar dalam membimbing dan memberi teladan,” pesannya.
Syahrullah juga mengingatkan kepada seluruh peserta untuk menjunjung tinggi integritas, kejujuran, dan sportivitas selama kompetisi berlangsung. Menurutnya kemenangan sejati bukan diukur dari piala, tetapi dari semangat kebersamaan dan rasa hormat antar sesama.
“Melalui permainan tradisional, kita belajar bahwa kemenangan sejati adalah kebersamaan. Ini yang ingin terus kita wariskan kepada generasi mendatang,” pungkasnya.
Terdapat lima jenis permainan rakyat yang dipertandingkan, yakni tarik tambang, sumpit tradisional, enggrang, bakiak, serta lari estatef, dan diikuti seluruh pelajar SMA, SMK dan se-Kaltara. (dkisp)