TARAKAN – Aksi solidaritas dan penggalangan dana untuk masyarakat Palestina kembali digelar di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (19/10/2025) pagi. Kegiatan yang berlangsung di kawasan Grand Tarakan Mall (GTM) ini melibatkan puluhan organisasi masyarakat (ormas) dan ratusan peserta dari berbagai kalangan.
Koordinator lapangan kegiatan, Syamsi Sarman, yang juga menjabat sebagai Kepala Pelaksana Baznas Tarakan, menjelaskan bahwa aksi peduli Palestina ini akan dijadikan agenda rutin setiap bulan.
“Agenda hari ini adalah aksi peduli Palestina. Bulan ini kita gelar di GTM, bulan depan rencananya bergabung dengan kegiatan Car Free Day. Selanjutnya akan berpindah ke beberapa lokasi seperti Gusher dan Bong Panjang,” ujar Syamsi.
Menurutnya, konsep kegiatan tetap sama setiap bulannya, yakni orasi kemanusiaan dan penggalangan dana. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan kegiatan seperti konvoi atau long march di waktu mendatang.

Syamsi Sarman (Kanan) saat menerima sumbangan dari masyarakat yang melintasi kawasan Jendral Sudirman (Simpang Tiga GTM).
Sedikitnya 26 ormas telah menyatakan siap bergabung dalam aksi kali ini, dengan estimasi peserta mencapai 500 orang. Kegiatan berlangsung selama dua jam, mulai pukul 08.00 hingga 10.00 WITA.
Terkait mekanisme penyaluran donasi, Syamsi menegaskan bahwa Basnas menjadi lembaga resmi penyalur bantuan ke Palestina.
“Semua sumbangan akan disalurkan melalui Basnas. Dari Baznas Tarakan akan diteruskan ke Basnas Pusat, kemudian disalurkan langsung ke Palestina,” jelasnya.
Syamsi menambahkan, hingga saat ini Baznas Tarakan telah beberapa kali menyalurkan bantuan untuk Palestina bersama lembaga keagamaan lain seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI. Total dana yang sudah terkumpul dari berbagai aksi di Tarakan disebut telah mencapai lebih dari Rp1 miliar.
“Yang pertama lewat NU sekitar Rp600 juta, kemudian Basnas Rp500 juta, dan terakhir Rp153 juta. Itu belum termasuk sumbangan-sumbangan kecil dari masyarakat dan sekolah,” ungkapnya.
Meski situasi di Palestina dilaporkan telah mengalami gencatan senjata, Syamsi menilai kondisi kemanusiaan di sana masih memprihatinkan.
“Gencatan senjata itu kepentingan politik. Tapi dari sisi kemanusiaan, saudara-saudara kita di Palestina masih kesulitan. Mereka masih kekurangan makanan dan minuman,” katanya.
Aksi solidaritas seperti ini, lanjut Syamsi, akan terus digelar tanpa memandang besarnya hasil yang diperoleh.
“Kami tidak menargetkan jumlah tertentu. Yang penting ada aksi nyata dan kepedulian terhadap sesama,” pungkasnya.