TANA TIDUNG, Metrokaltara.com— Tongkat komando Komando Distrik Militer (Kodim) 0914/Tana Tidung resmi berganti. Dalam upacara penyambutan dan pelepasan yang berlangsung khidmat di Makodim 0914/TNT, Jumat (11/7/2025), Letkol Inf Abdul Rizka Fitrawan menyerahkan jabatan kepada penggantinya, Letkol Arm Raden Florensius Ferdian Richarda.
Prosesi penyambutan dipenuhi nuansa kearifan lokal. Tradisi Tepung Tawar, budaya khas masyarakat Tidung, mengawali kedatangan Dandim baru. Ritual ini mengandung doa keselamatan dan harapan agar pemimpin baru membawa berkah serta kesejahteraan bagi wilayah yang dipimpinnya.
Acara yang digelar di gerbang utama Makodim turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, di antaranya Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan Setkab Tana Tidung Uus Rusmanda, Kapolres Tana Tidung AKBP Eko Nugroho, serta jajaran perwira Kodim 0914/TNT.
Dalam sambutannya, Letkol Arm Raden Ferdian mengungkapkan rasa terkesannya terhadap Kabupaten Tana Tidung. Menurutnya, daerah ini memiliki potensi besar yang sedang berkembang.
“Kesan pertama saya menginjakkan kaki di Kabupaten Tana Tidung ini sungguh luar biasa. Saya tahu ini kabupaten yang belum lama terbentuk, dan bagi saya ini adalah tantangan baru. Saya akan mendukung penuh program-program pemerintah daerah dalam mengembangkan wilayah ini,” ujar Ferdian.
Letkol Ferdian sebelumnya menjabat sebagai Komandan Batalyon Artileri Medan 5/Pancagiri, Cianjur, Jawa Barat. Penugasan di Kalimantan Utara ini menjadi pengalaman pertamanya bertugas di Pulau Kalimantan.
Saat ditanya mengenai program ke depan, Dandim baru menyatakan komitmennya dalam mendukung penuh pembangunan daerah melalui peran strategis komando kewilayahan.
“Apapun program dari pemerintah daerah, saya dukung sepenuhnya. Ini wilayah yang sedang berkembang, jadi kita harus sinergi,” tegasnya.
Pergantian pucuk pimpinan Kodim ini diharapkan membawa semangat baru dalam memperkuat sinergi antara TNI AD dan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung demi kemajuan dan stabilitas daerah.
Letkol Ferdian juga menanggapi sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang ditinggalkan oleh pejabat sebelumnya, khususnya terkait pemenuhan fasilitas personel yang dinilainya masih perlu perhatian.
“PR-nya masih ada, seperti perumahan anggota yang belum tersedia. Masih ada anggota kita yang tinggal di luar kompleks. Juga dari segi jumlah personel, masih kurang. Tapi kondisi ini harus tetap kita hadapi dengan semangat tugas di tengah keterbatasan,” ucapnya.
Menurutnya, kendala ini menjadi tantangan bersama yang memerlukan kolaborasi berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah, agar kesejahteraan prajurit dapat ditingkatkan demi mendukung kelancaran tugas pokok di lapangan. (rko)