TARAKAN – Menteri Pertanian Republik Indonesia melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah terluar Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua Selatan. Kunjungan tersebut untuk memastikan kesiapan program strategis nasional di sektor pertanian.
Mentan menyampaikan, atas arahan Presiden RI, pemerintah telah menyiapkan anggaran biaya tambahan (ABT) sebesar Rp9,95 triliun khusus untuk pengadaan bibit tanaman strategis. Anggaran ini bersifat hibah dan akan disalurkan ke seluruh daerah di Indonesia.
“Anggaran ini disiapkan untuk mendukung penanaman di lahan seluas 880 ribu hektare. Targetnya mampu menyerap minimal 1,6 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia,” ujar Mentan dalam keterangannya, Senin (29/9/2025).
Selain ABT, pemerintah juga menyiapkan dana dukungan perbankan sebesar Rp89 triliun serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih dari Rp100 triliun. Tahun depan, anggaran reguler pertanian bahkan mencapai Rp40 triliun, yang disebut sebagai tertinggi sepanjang sejarah.
Mentan menegaskan, pemerintah akan memprioritaskan kawasan perbatasan untuk penanaman komoditas strategis seperti jagung, kelapa, kakao, kopi, hingga bawang. Langkah ini dinilai sebagai strategi terbaik untuk menekan praktik penyelundupan yang sebelumnya marak terjadi di perbatasan.
“Kalau dulu selalu ada selundupan bawang dan buah dari negara tetangga, sekarang kita tanam di perbatasan. Itu pertahanan terbaik untuk melindungi komoditas kita,” ungkapnya.
Ia menambahkan, selama hampir 10 tahun terakhir penyelundupan komoditas pertanian sudah tidak lagi ditemukan secara signifikan.
Mentan juga optimistis Indonesia segera mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat. Menurutnya, jika tidak ada hambatan berarti, dalam tiga bulan ke depan pemerintah dapat mengumumkan capaian swasembada yang lebih cepat dari target semula.
“Dulu kita impor 3 juta ton pada 2023, lalu 4 juta ton pada 2024. Nilainya besar, sekitar Rp100 triliun. Tapi dengan langkah yang digagas Presiden, kita berhasil menghentikan impor. Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada lagi beras premium masuk,” jelasnya.
Selain beras, pemerintah juga menargetkan pengembangan ekspor jagung, kelapa dalam, kakao, dan kopi sebagai komoditas unggulan.
Mentan turut mendorong pemerintah daerah agar proaktif mengajukan proposal program pertanian agar bisa segera mendapatkan alokasi anggaran hibah. Ia menekankan bahwa peluang besar terbuka untuk ekspor, sekaligus menyerap tenaga kerja lokal.
“Yang jelas anggaran Rp9,95 triliun ini hibah. Tinggal kesiapan daerah mengajukan usulan. Kita buka lapangan kerja, kita tanam, dan sesuai arahan Bapak Presiden: ayo kerja-kerja,” tegasnya.
Mentan juga berpesan agar petani tetap menjaga kekompakan dan menghindari konflik. “Lahan kita luas, jangan ada konflik antarpetani. Fokus kita adalah melindungi petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkasnya.

