TANJUNG SELOR, MK – Kegiatan “Respons Kaltara” edisi ke-XXXI yang digelar Rabu (13/03) malam kemarin, sedikit berbeda dengan edisi lainnya. Jika biasanya narasumber yang dihadirkan adalah pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah) atau pejabat terkait, kali ini lebih special. Delapan orang narasumber yang hadir dalam acara yang dilangsungkan di Aula Gedung Gabungan Dinas (Gadis) Pemprov Kaltara itu, adalah para milenial muda berbakat.
“(Saya) Milenial untuk Kaltara Terdepan”. Demikian tema yang diangkat pada Respons Kaltara edisi khusus ini. Mengulik tentang rahasia sukses beberapa milenial yang ada di Kaltara, Respons Kaltara kali ini bertujuan untuk menginspirasi para generasi muda atau generasi milenial lainnya yang ada di provinsi termuda di Tanah Air ini.
Dipandu dua narasumber, Susan dan Aulia, acara yang merupakan garapan Bagian Humas pada Biro Humas dan Protokol Sekretariat Provinsi Kaltara ini, tambah semarak, karena turut menghadirkan artis muda dari Jakarta untuk menghibur para audiens yang hadir, yang rata-rata anak muda.
Tiga pelajar dan satu atlet berprestasi tingkat internasional, mengawali sesi pertama dialog. Mereka adalah Ari Pardomuan Manurung, Henry Hoyono dan Novita Aida Dahlia. Tiga siswa SMA Negeri 1 Tarakan ini, berhasil menorehkan prestasi internasional pada ajang yang diikuti.
Ari dan Henry meraih medali emas pada ajang International Science Project Olympiad (ISPO) Tahun 2018 di Bucharest, Rumania, untuk kategori programming. Sedangkan Novita, peraih medali perak ISPO 2018 bidang biologi bersama rekannya, Andrew Januar Willyanto. Novita juga mewakili Indonesia pada ajang Genius Olympiad pada Juni tahun lalu di New York, Amerika Serikat.
Sementara Sabri, menunjukkan dedikasinya lewat prestasi di bidang olahraga. Atlet panjat tebing kelahiran Nunukan, Kaltara itu berhasil meraih medali perak pada ajang Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang.
“Generasi muda jangan hanya jadi penonton. Kemajuan teknologi yang begitu cepat. Kita jangan sampai ketinggalan, kita seharusnya bisa menjadi bagian yang mempercepat kemajuan teknologi itu,” kata Ari Pardomuan memberikan ungkapan inspirasi. “Terus bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin, agar saat kita jatuh berada di antara bintang-bintang. Artinya bercita-cita lah setinggi mungkin, dan berusahalah untuk bisa mencapainya,” sambung Sabri yang menyampaikan kalimat tak kalah menginspirasi.
Sesi kedua, Respons Kaltara menampilkan dua narasumber wanita yang memiliki dedikasi di bidangnya. Adalah dr Rahmatiah. Dokter muda ini, lahir di Kecamatan Bunyu, 9 Mei 1988. Dia menekuni ilmu kedokteran sejak 2006, dan di 2012 wanita berhijab ini pun diangkat sumpah menjadi dokter umum.
Melihat banyaknya Lansia (Lanjut Usia) di daerah tempatnya bertugas, yang juga tanah kelahirannya, Rahmatiah terpanggil untuk memberikan pelayanan kesehatan. “Penderita komplikasi penyakit hypertensi dan diabetes melitius tipe II khususnya pada lansia (lanjut usia) di Pulau Bunyu cukup tinggi. Dan, ini juga penyebab kematian tertinggi di Indonesia,” ungkap dr Rahmatia.
Untuk mengurangi tingkat kematian tersebut, dr Rahmatiah pun melakukan inovasi. “Inovasinya berupa pencegahan komplikasi penyakit tidak menular pada lansia dengan menggunakan Mobil TUA (Tanggap Untuk Anda). Mobil ini kita siapkan untuk antar jemput pasien Lansia,” ucapnya.
Beruntungnya, inovasi ini didukung oleh pihak-pihak terkait. “Dengan Mobil TUA ini, para lansia yang berketerbatasan fisik juga kendaraan akan didatangi tim kesehatan dari Puskesmas Bunyu untuk dilakukan pemeriksaan kesehatannya,” urai Dia.
Tidak berhenti sampai di sini, Rahmatiah kini tengah menyiapkan inovasi lain. Yaitu menangani para penderita gangguan jiwa yang menurutnya cukup banyak di Pulau Bunyu. “Harapan saya, pemerintah segera merealisasikan pembangunan Rumah Sakit Pratama di Bunyu. Karena Pulau Bunyu merupakan kepulauan yang dikelilingi laut, untuk merujuk ke rumah sakit Tarakan kalau malam sangat sulit,” harapnya.
Wanita berdedikasi lainnya adalah Mangestiningtyas, seorang guru muda di SMK Negeri 1 Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan. Esti, demikian biasa disapa. Dia adalah merupakan Juara I Guru SMA/SMK Berdedikasi tingkat nasional tahun 2017. Dedikasinya di dunia pendidikan ditunjukkan dengan keinginan kuatnya untuk mengatasi kendala dalam menyalurkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, yang kebanyakan anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Sebagai jalur lalu lintas TKI, di Sebatik pasti ada kendala dalam pengajaran yang berimbas pada pengetahuan yang dimiliki anak didik kami,” kata Esti.
Menariknya, dia ternyata berlatar belakang bukan dari Pendidikan guru. Esti adalah lulusan kedokteran hewan. Panggilan hati membawa dirinya untuk mengabdi menjadi seorang tenaga pendidik.
Sesi terakhir, Respons Kaltara edisi special mendatangkan dua narasumber yang mengispiratip. Dua pengusaha muda sukses, dengan usaha yang jauh berbeda. Satu pengusaha dengan mengandalkan teknologi, satunya lagi adalah petani dan peternak.
Candra Yuswo Widodo namanya. Lewat keahliannya berternak dan bercocok tanam, Candra bersama rekan-rekannya berhasil membudidayakan dan meningkatkan produktivitas ternak dan tanamannya. “Saya sebenarnya hanya berusaha menerapkan apa yang saya terima selama kuliah di Fakultas Pertanian Unmul,” jelas Ketua Organisasi Karya Mandiri Desa Panca Agung, Kelurahan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan ini.
Baginya, membagi kemampuan atau ilmu dengan orang lain adalah berkah juga pahala. “Saya mencoba berbagi ilmu saja, tak lebih. Yang terpenting, masyarakat utamanya petani dapat berhasil dalam usahanya,” kata pria yang memiliki cita-cita ingin menjadikan daerahnya sebagai wilayah swasembada pangan itu.
Millenial selanjutnya, adalah Wisian Nugraha Yanuar. Pemuda 25 tahun yang lahir di Kota Tarakan ini, memiliki jiwa entrepreneurship di bidang kewirausahaan yang tinggi.
Di usia terbilang muda itu, alumni pendidikan farmasi apoteker Universitas Surabaya ini sudah menjadi Manajer Grab Tarakan, Owner Pondok Lesehan Coffee and Eatery, serta apoteker sekaligus penanggung jawab Apotek Dewi Farma. “Kenapa saya memilih membuka usaha sendiri. Selain tak ingin bekerja secara terikat dengan aturan, saya juga berkeinginan menciptakan lapangan kerja bagi warga lainnya. Lebih enak menjadi bos di usaha yang kita miliki dan kelola sendiri,” ujarnya.
Bukan tanpa tantangan, banyak kendala yang dihadapi saat dirinya membuka usaha. Namun karena kegigihan dan semangat pantang menyerah, berbagai kendala bisa diatasi. “Terus mencoba, bereksplorasi, berkreasi. Yakin usaha kita akan berhasil. Pesan saya untuk generasi milenial, manfaatkan waktu yang ada, selagi kita masih muda. Jangan larut dengan hal yang tak bermanfaat. Jadikan waktu yang kita miliki berharga,” kata Wisian mengispirasi.
Acara Respons Kaltara edisi special yang dihadiri oleh Asisten II Sekretariat Provinsi Kaltara H Syaiful Herman yang mewakili Gubernur itu, menjadi lebih semarak karena di sela-sela acara banyak dibagikan berbagai hadiah doorprize kepada para pengunjung. Tak hanya itu, acara juga turut diramaikan oleh berbagai komunitas muda yang ada di ibukota provinsi Kaltara.(humas)