TARAKAN, MK – Di Kota Tarakan, Rabu (26/8), Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengukuhkan jajaran pengurus Forum Koordinasi dan Tenaga Pelopor Perdamaian Provinsi Kalimantan Utara masa bakti 2020-2022, di Swissbell Hotel. Gubernur berharap harap forum baru ini dapat menjalankan tugas-tugasnya secara ikhlas, penuh tanggungjawab, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Kegiatan yang diinisiasi Dinas Sosial (Dinsos) Kaltara ini juga dirangkaikan dengan kegiatan bimbingan teknis Pengurus Kampung Siaga, Pemantapan Tenaga Pelopor, dan Penguatan Informasi Penanganan Bencana.
Gubernur mengajak semua masyarakat dan terkhusus kepada 150 partisipan yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk menjadi pelopor pencegahan penularan Covid-19 dengan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk patuh dan tertib menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
“Terus tingkatkan imunitas. Jaga jarak menjadi kunci untuk mencegah, termasuk memakai masker dan mencuci tangan. Kita tidak boleh pesimis hadapi bencana non alam ini. Meskipun sudah ada vaksin yang menyembuhkan, di negara kita mungkin awal tahun depan sudah ada, akan tetapi namanya penyakit berbahaya dan menular cepat, tergantung dari kekebalan masing-masing. Jadi ini mohon jadi perhatian,” ujarnya.
Gubernur menganggap, di dunia sekarang intensitas bencana semakin tinggi karena jumlah penduduk dunia ikut meningkat tajam. Eksploitasi alam oleh manusia secara berlebih membuat keseimbangan alam tidak terjaga. “Itulah yang menyebabkan alam mengalami pemanasan global, banjir, kebakaran lahan. Hutan makin kurang karena dibabat menyebabkan oksigen kurang,” ujarnya.
Bencana non alam pun banyak. Salah satunya yang dihadapi sekarang ini, yaitu Covid-19. “Sehingga, seperti yang saya sampaikan tadi bahwa protokol kesehatan harus diterapkan betul-betul. Jangan dianggap enteng pandemi ini. Karena selain masalah kesehatan, juga menimbulkan dampak negatif terhadap ekonomi. Pengangguran makin banyak, dan lainnya,” tuturnya.
Yang patut untuk diwaspadai juga adalah bencana sosial. Karena dampaknya bisa melebihi bencana alam. Gubernur berpendapat, Indonesia paling rentan mengalami bencana sosial. Harus ada upaya preventif bersama-sama. “Saya minta Forum Koordinasi dan Tenaga Pelopor Perdamaian Provinsi Kaltara mendidik masyarakat agar jangan mudah untuk diprovokasi dan terprovokasi. Kalau ada coba yang menganggu stabilitas keamanan, kita harus siap,” jelasnya.
“Saya juga mengajak semua masyarakat, mari jadikan ajang pilkada dalam waktu dekat ini menjadi pilkada yang damai dan sejuk. Jangan menimbulkan potensi bencana sosial. Kita semua harus santun, elegan, mengedepankan nilai-nilai agama,” imbuhnya.
Irianto juga mengajak Tagana dan jajaran Kampung Siaga Bencana untuk menggalakkan pengurangan resiko bencana. “Kalau ada bencana, mari kita eliminir resikonya. Mari kita belajar dari Tsunami Aceh dan Sulteng. Masyarakat kita punya budaya dan basis berpikir gotong-royong,” sebutnya.
“Yang terpenting juga, adalah kita harus bergerak cepat menangani bencana, peka terhadap bencana yang dialami. Masyarakat juga harus cepat membantu tanpa harus menunggu pemerintah. Kita harus membangun kemandirian,” tambahnya menutup.(humas)