Tarakan, MK – Pasca di bongkarnya bangunan rumah beserta tempat mebel milik Samsuri yang ada di Jalan Sei Sayap RT 01 Nomor 104 Kelurahan Kampung enam tepatnya di belakang Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan membuat Samsuri harus memutar otak untuk mencari tempat tinggal.
Terkait hal tersebut Samsuri justru belum memikirkan tempat tinggal anak dan istrinya saat ini. Ia lebih fokus terhadap proses hukum yang masih berjalan saat ini.
“Saat ini saya belum memikirkan tempat tinggal kan masi ada mobil yang bisa saya tempati. Untuk anak istri tentu tidak mungkin saya ninggalin” ujarnya kepada Metro Kaltara, Rabu (19/10)
“Saya rasa untuk saat seperti ini belum saya pikirkan, kalau masalah tidur itu gampang saya sudah biasa dikampung ko. Jadi nanti kita lihat karena ini masih berjalan proses hukum. Jadi hukumlah yang tau, kalau saya bilang begini nanti saya salah” bebernya.
Lebih lanjut Samsuri mengungakapkan bahwa dirinya masih belum menerima eksekusi yang dilakukan oleh Pihak Pertamina. Untuk itu melalui kuasa hukumnya ia akan tetap melakukan tuntutan terhadap pihak Pertamina EP.
“Pertamina itu memiliki lahan terus di Persidangan tidak pernah dia menunjukkan legalitas, hukumnya seperti apa. Paling tidak kita tahu, ini hukum loh, tidak seperti ini langsung digusur begini. Kita ini bukan anak kambing, jadi saya tetap lapor polisi. Jadi saya tetap tuntut melalui lowyer nanti’ tegasnya.
Akibat pembongkaran tersebut Samsuri setidaknya mengalami kerugian hingga ratusan juta, selain itu pelanggan yang telah memesan Kusen terpaksa harus ditunda dulu.
“Orang yang memesan kusen, jendela ya mungkin tidak berjalan dulu. Kerugiannya sekitar ratusan juta sudah ini” tuturnya.(Ras/Rz)
