Wakapolda Kaltim: Brigjen Pol M Nauval Yahya
Tarakan, MK – Maraknya perampokan yang terjadi di wilayah pertambakan menjadi pekerjaan besar bagi aparat keamanan dalam hal ini TNI dan Polri. Terkait hal itu, pihak TNI/ Polri serta pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mulai menyusun strategi dalam menindak pelaku yang kerap meresahkan masyarakat.
Kepada Metro Kaltara, Wakapolda Kaltim Brigjen Pol M Nauval Yahya saat ditemui dalam kegiatan Rakor dan Fasilitasi Pengamanan Perairan Delta Kayan Sembakung Provinsi Kaltara, Kamis (26/10) mengaku pihaknya bersama instansi lain mulai melakukan aksi-aki dalam menindak para perampok tersebut.
“Jadi kan ini juga Gubernur mengajak kita untuk mengatasi supaya tertib, masing-masing istansi, jadi kita akan menyusun strategi yang akan dilakukan itu, tapi dengan rencana aksi-aksi sehingga kita memamfaatkan SDM yang ada untuk saling melengkapi,” ujarnya, Kamis (26/10)
Ia menuturkan selama ini dalam melakukan penindakan atau patroli dilapangan, masing-masing istansi berjalan-sendiri-sendiri. Berbeda kali ini, dimana masing-masing istansi akan digabung menjadi satu tim dengan tujuan kegiatan tersebut agar lebih efektif dan berkesinambungan.
“Contoh kalau polisi berjalan sendiri, polisi patroli sendiri, angkatan laut sendiri, mungkin dari Pemda, kan kita memerlukan peralatan, bahan bakar dan sebagainya tapi kalau kita lakukan secara berkesinambungan, kita bisa jadi tekhnisnya atau nanti timnya lain-lain tapi satu koordinasi. Kemudian kita juga perlu membangun pos-pos, artinya memang menyiapkan kegiatan extra” tuturnya.
Saat ditanya apakah ada biaya ketika masyarakat meminta kepada petugas kepolisian untuk mengawal saat panen? Ia mengatakan biaya pengamanan tidak ada pungutan biaya karena tugas kepolisian adalah menjaga kemananan masyarakat.
“Gratis, polisi kan ditugaskan negara untuk mengamankan masyarakat, jadi kalau ada yang meminta bayaran laporakan ke Kapolres Tarakan,” tegasnya. (ars)
