Syarwani Harap Mahasiswa KKN Mesti Beri Manfaat Nyata ke Masyarakat

by Metro Kaltara

BULUNGAN, MK – Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd, M.Si menyambut dan melepas 416 mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di 32 desa di Bulungan di Aula Rumah Jabatan Bupati di Jl Jelarai Raya, Tanjung Selor, Rabu (18/6).

Bupati turut menyampaikan visi, misi, program-program prioritas serta kegiatan pembangunan Bulungan khususnya di sektor pertanian secara luas.

Program KKN UBT dilaksanakan 2 kali dalam setahun, Dalam periode kedua ini, sebanyak 1.540 mahasiswa mahasiswi mengikuti KKN yang tersebar di 5 kabupaten kota se-Provinsi Kalimantan Utara.

Untuk Kabupaten Bulungan sebanyak 416 orang yang dibagi dalam 32 kelompok di 32 desa. Bupati pun menyampaikan terima kasih, apresiasi serta dukungan atas kegiatan KKN UBT sebagai sinergi nyata antara Pemkab Bulungan dengan dunia akademik.

Bupati mengungkapkan, salah satu program prioritas adalah Mandau Tani, sebuah strategi pembangunan pertanian terintegrasi dari hulu ke hilir, yang melibatkan multi stakeholder,  termasuk perguruan tinggi seperti Universitas Borneo Tarakan.

“Desa Sajau Hilir, saat ini telah ada sekitar 300 hektar sawah produktif dengan rata-rata produksi 3–5 ton per hektar. Gabah petani kini dibeli langsung oleh Bulog dengan harga Rp6.500/kg sesuai arahan Presiden. Sebanyak 150 ton gabah telah ditransaksikan — bukti nyata bahwa sektor pertanian menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan bagi masyarakat,” ungkap Syarwani.

Syarwani menjelaskan, Bulungan juga sedang menjalankan program Muda Berdaya — pelibatan generasi muda dalam sektor pertanian melalui Brigade Tani. Ada 21 Brigade Tani aktif di Bulungan yang anggotanya adalah anak-anak muda daerah yang tidak hanya bertani, tapi juga bergerak dalam bisnis dan inovasi pertanian.

“Selain padi, di beberapa wilayah seperti Desa Gunung Putih dan Desa Apung  juga sedang dikembangkan komoditas jagung dan peternakan ayam potong, bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Polda Kalimantan Utara,” terangnya.

Syarwani menjelaskan, pengembangan potensi kakao di Desa Antutan dan Pejalin. Produksi cokelat kini tidak hanya dalam bentuk biji, tetapi sudah sampai ke produk bubuk dan batangan, dengan harga jual yang menjanjikan. Bahkan harga cokelat kering bisa menyentuh lebih dari Rp100.000/kg.

“Semua program ini dikolaborasikan dengan kepala desa, camat, dan seluruh OPD, dengan harapan adanya keselarasan antara dokumen RPJMD kabupaten dengan RPJMDes dan APBDes di tiap desa. Para mahasiswa KKN pun diharapkan dapat menjadi jembatan informasi dan mitra efektif di lapangan,” pungkasnya. (rfy/red)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses