TANJUNG SELOR, MK – Puluhan warga Korpri RT 101 mengeluh terhadap kendaran alat berat dan truk bermuatan material yang melintas di Jalan Aparatur untuk pembangunan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Dinas Kesehatan Provinsi dan Pembangunan Perpustakaan. Keluhan tersebut bukan tanpa alasan, selain mengganggu akitivitas akibat debu bertebaran juga mengakibatkan beberapa rumah milik warga retak.
Puncaknya, warga kemudian menolak kendaraan perusahaan melintas di komplek perumahaan guna menghindari kerusakan rumah yang lebih parah. Atas penolakan tersebut, pihak terkait dalam hal ini Dinkes Kaltara, Dinas Perpustakaan Daerah, Kontraktor bersama warga melakukan pertemuan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Hasilnya, warga meminta agar kendaraan untuk sementara tidak di melintas di wilayah perumahan dan mencari akses lain. Selain itu warga juga meminta kompensasi kepada instansi terkait atas kerusakan rumah yang diakibatkan oleh kendaraan yang melintas.
“Tuntutannya adalah kami mohon bantuan difasilitasi kompensasi terkait kerusakan yang ditimbulkan dari aktivitas pembangunan ini. Kemudian kompensasi masalah jalan yang mengalami kerusakan, jadi kami mohon dapat dibantu,” ujar Zulfadly, salah satu warga yang rumahnya mengalami kerusakan, kepada Metro Kaltara, (Ahad (14/7).
Ia menegaskan bahwa tidak ada niat untuk menghambat pembangunan milik Dinkes Kaltara dan Dinas Perpustakaan melainkan untuk mencegah terjadinya kerusakan rumah yang lebih parah serta mengindari adanya korban.
“Jadi perlu kami tegaskan tidak ada maksud kami warga perumahan korpri khususnya RT 101 untuk menghambat, menghentikan atau memaksa agar kegiatan pembangunan itu berhenti total, tidak. Artinya kami berharap ada titik temu antara dinas terkait, kontraktor dan warga korpri yang dilalui kendaraan berat itu bagaimana penyelesainnya,” tegasnya.
Terkait tuntutan warga tersebut, Sekertaris Dinkes Kaltara Andarias Baso mengaku akan menyampaikan kepada pimpinan masing-masing instansi dan mendiskusikannya guna mencari solusi yang selanjutnya disampaikan kepada warga.
“Kesimpulannya, kendaraan tidak boleh lewat sambil nanti kami sampaikan ke pimpinan. Terpaksa ya mau tidak mau harus menggunakan akses jalan lain (Jalan Cendrawasih),” ungkapnya. (as)