Tarakan, MK – Sebagai bentuk solidaritas dan bela sungkawa atas meninggalnya ibu Patmi (48) pada Selasa (21/03). Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam “SOMASI UNTUK NEGERI” melakukan aksi damai menuntut agar Presiden Joko Widodo menindaklanjuti apa yang disuarakan buruh tani dan menutup Pabrik Semen Indonesia.
“Hari ini selain aksi solidaritas, juga sebagai aksi belasungkawa terkait wafatnya pejuang tani yang begitu gigih memperjuangkan tanah leluhur mereka yaitu ibu Patmi” ujar Ageng, Koordinator Lapangan kepada Metro Kaltara, Minggu (26/03)
Dalam orasinya, para peserta aksi juga menyayangkan adanya pernyataan dari Presiden Joko Widodo bahwasanja setiap permasalahan daerah jangan selalu di bawa ke Presiden. Padahal setiap keputusan di daerah merupakan kebijakan-kebijakan yang berasal dari pusat.
“Seharusnya jangan ada bahasa yang melemparkan apa-apa permasalahan harus diselesaikan di daerah harus diselesaikan didaera. Karena apa-apa yang terjadi didaerah itu merupakan kebijakan-kebijakan pusat dan otomatis terkadang didaerah juga tidak bisa mengambil keputusan sepenuhnya” keluhnya
Aksi damai yang berlangsung sekitar pukul 14.00 Wita di depan Grand Mall Tarakan (GTM) diikuti Kurang lebih 100 orang dari berbagai lembaga diantaranya Orang Indonesia (OI), BEM Universitas Borneo Tarakan (UBT), Komisariat HMI, Komisariat PPKIA, PMII, UKM Pers, dan UKM Seni Kota Tarakan
Selain itu, juga diwarnai dengan beberapa mahasiswa memasung kaki memakai semen. Hal itu dilakukan sebagamaiana yang dilakukan buruh petani dari pegunungan Kendeng, Jawah Tengah di depan Istana Presiden hingga saat ini.
“Dia aja sebagai orang tua) mampu, apalagi kita sebagai orang mudah, sudah seharusnya lebih semangat. Belum pernah, pertamakali, jadi pengen tahu bagaimana penderitaan seorang ibu Patmi” ujar Muhammad Nizam yang ikut memasung kakinya memakai semen. (ars)