TARAKAN, MK – Seorang warga Tarakan bernama Muhammad Riharja (38) seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Golongan III B di Disnakertrans Kaltim, bidang Pengembangan Tenaga Kerja, harus tewas di tangan pria bernama Syarifuddin (52) yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Almarhum Muhammad Riharja, korban tewas akibat amukan Syarifudin yang diduga mengalami gangguan jiwa di Samarinda, Kaltim, tiba di rumah duka di Jalan Mamburungan RT 11, Tarakan Timur sekitar pukul 11.30 Wita, Selasa (17/7). Korban langsung disambut isak tangis keluarga dan orangtua korban.
Usai disemayamkan, Jaja panggilan akrab almarhum Muhammad Riharja kemudian dimandikan dan disalatkan di masjid dekat rumahnya. Baru sekitar pukul 13.30 Wita, almarhum dikuburkan di pemakaman umum dengan disaksikan istri, anak, orangtua dan keluarga.
Muhammad Riharja merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kaltim adalah anak kedua dari 5 bersaudara dari pasangan Jafar Agang Aji Samalia dan Zahara Ibrahim Yunggal.
“Dari kecil Jaja senang cerita dan menulis cerpen waktu kuliah di Jogja, kata Jafar.
Sebelum mendapatkan kabar duka, Jafar mengungkapkan sudah mendapatkan firasat seperti yang tangannya yang bergerak-gerak selama dua hari. Tidak hanya Jafar, istrinya pun mendapatkan firasat sejak tiga bulan terakhir, mulai dari perasaan sedih di dalam hati, sampai tiba-tiba menangis tersedu-sedu tapi di dalam hati dan bingung menangisi apa.
“Saya sebut di dalam hati, kalau garis tangan saya dan memang ini tanda firasat yang baik, tunjukkan, kalau hal negatif, hilangkanlah,” kata Jafar lagi.
Tidak hanya firasat, bahkan 10 hari sebelum meninggalnya Jaja, ia juga sempat pulang ke Tarakan selama 3 hari 2 malam. Jaja memberikan kejutan kepada orangtuanya dan mengaku tidak membawa anak dan istrinya karena hanya memiliki uang pas-pasan untuk pulang sendiri.
Akhirnya, Jafar mengaku baru mengetahui anak kesayangannya meninggal dunia sekitar pukul 18.00 Wita, Senin (16/7) lalu dari seorang rekan kerja Jaja. Ia pun kaget saat mendengar anaknya meninggal akibat ada orang gila yang mengamuk menggunakan palu seberat 3 kilogram di jalan, Jaja menjadi korban saat dalam perjalanan pulang kerja.
Saat mendengar kabar duka ini, Jafar mengatakan masih bisa mengendalikan diri. “Namanya laki-laki masih kuat mental, tapi tingkat kesabaran ada batasnya. Apalagi anak saya ini tidak bersalah, kenapa dibunuh, begitu tersungkur masih digepak dengan palu seberat 3 kilogram, dihangam lagi sampai meninggal,” kata Jafar sembari terisak.
Meski dengan perasaan duka yang mendalam, namun Jafar menguatkan hati dan tetap mengembalian musibah yang diterimanya kepada yang Maha Kuasa.
“Saya pasrah, tapi saya yakin perjuangan Jaja tidak sia-sia dan ini sudah takdir, garis tangannya,” kata Jafar.
Untuk diketahui, almarhum Muhammad Riharja meninggal dunia di Jalan Pelita, Samarinda, Kaltim sekira pukul 15.30 wita, Senin (16/7) awal pekan tadi akibat amukan Syarifudin yang ternyata mengidap sakit jiwa.
Amukan Syarifudin menggunakan palu baru berhenti setelah salah seorang petugas polisi yang kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian menembakkan timah panas sebanyak dua kali dibagian paha dan betis. Pelaku pun sempat mendapatkan bogem mentah dari warga sekitar.(arz27)