JAJAKAN: Tampak kue kering di salah satu pedagang yang mulai dijajakan.
TANA TIDUNG, MK – Tak lengkap rasanya jika hari raya Idul Fitri tidak ditemani dengan kue kering, lebaran yang tinggal berapa hari lagi membuat pedagang kue kering sudah mulai menjajakan dagangan kue keringnya.
Saat ini, hampir di semua toko dan warung tampak menjamur kue kering seperti yang terlihat di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, sejumlah pedagang kue kering sudah mulai menjajakan berbagai macam kue kering.
Berkah hari raya Idul Fitri juga dirasakan oleh beberapa bidang usaha, seperti penjualan kue kering. Bahkan untuk usaha ini, omzet yang dihasilkan bisa mencapai jutaan rupiah per hari.
Salah seorang pedagang kue kering di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Sesayap Hj.Erni, mengaku meraup keuntungan hingga Rp 1,5 juta dalam berapa hari terakhir.
Terutama sejak 10 hari sebelum Idul Fitri, meskipun ada banyak pedagang lainnya yang juga menjual kue kering yang sama sepertinya.
“Biasanya puncaknya itu seminggu sebelum lebaran. Orang-orang kan sudah pada libur. Nah, mereka mulai membeli kue-kue buat Lebaran karena KTT ini mayoritas PNS makanya para pedagang hanya mengharap mereka,” ujar Hj.Erni, Sabtu (15/4)
Ia mengakui, kue-kue Lebaran yang ia jual terdiri dari kue nastar, kue kanji,kuku beruang, kue kacang, kue satu hingga beberapa jenis kue kering lainnya.
Untuk harga, katanya berkisar rata-rata Rp 85 ribu per toples tergantung dari jenis kue tersebut. Selain itu, ia juga menjual kue kering kiloan, yang dibanderol mulai dari Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per kilogramnya.
Namun begitu, ia mengakui pendapatannya tahun ini belum maksimal mengingat saat ini sudah banyak pedagang kue kering yang menjadi saingan.
“Kalau tahun- tahun momen lebaran dapatlah 2-3 juta per hari. Tapi sekarang karena banyak juga pedagang kue kering lainya jadi pendapatan berkurang,” jelasnya.
Diakuinya, jika mendekati lebaran ia bisa menjual kue kering mencapai penjualan hingga 3 ratus toples. Penjualan kue keringnya ini pun tidak hanya wilayah KTT, namun juga memanfaatkan media sosial. Hingga ke luar kota pengiriman kue kering produksinya.
“Saya juga posting di Facebook, jadi bukan hanya di dalam wilayah KTT aja tapi sampai ke Tanjung Selor dan Tarakan juga pesanan kue kering saya,” katanya.
Jenis kue kering yang ia produksi juga bisa bertahan hingga satu bulan bahkan lebih. Dan tentunya bebas pengawet dan bahan kimia lainya semua serba manual dan diproduksi sendiri.
“Sampai saat ini kebanyakan menerima pemesanan yang toples. Karena banyak yang mau bagi bagi ke saudara saudaranya lebih mudah, ataupun dikemas dalam parcel jadi kue keringnya sudah saya kemas ke dalam toples,” jelasnya.
Erni (39) salah satu pembeli mengatakan, hampir setiap tahun membeli kue kering karena tak sempat untuk membuat, sehingga ia pun hanya bisa membeli.
“Saya kan kerja, jadi sudah tidak punya waktu lagi untuk buat sendiri. Jadi setiap tahun saya selalu beli aja,”katanya.
Pembeli lainya, Yeyen (38) juga mengatakan hal yang sama. Ia lebih memilih membeli kue kering jadi dari pada harus membuat sendiri karena terlalu repot.
“Buat sendiri cape lagi, belum ngurus rumah dan lainya. Jadi mending beli aja kalaupun harus buat paling buat es buah dan buras aja pas hari H lebaran,” pungkasnya. (rko)