Jakarta, MK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutarakan unek-unek terkait pembangunan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur. Termasuk konsep smart city atau kota pintar di pusat pemerintahan itu.
“Kota pintar adalah kota yang memberikan kenyamanan sempurna untuk warganya, yang kemudian dibantu oleh perangkat digital untuk meningkatkan kenyamanan warganya,” ujar Jokowi dalam acara HUT ke-50 Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI).
Menurut dia, belakangan muncul konsep kota pintar sebagai pusat infrastruktur digital. Sehingga, semua hal serba otomatis, mulai transportasi, perkantoran, hingga permukiman.
Jokowi melihat definisi kota pintar lebih besar dari itu. Sebuah kota yang pintar secara menyeluruh, tak hanya mengotomatiskan komponen perkotaan.
“Jadi kota itu smart secara kultural, smart secara sosial, dan smart secara ekonomi,” kata Jokowi.
Untuk mencapai hal tersebut, dia memerintahkan kearifan lokal, sejarah, hingga struktur ekonomi masyarakat di Kalimantan Timur dilibatkan dalam pembangunan. Jangan sampai, Ibu Kota baru membuat masyarakat setempat terasing di kampungnya sendiri.
Jokowi juga tak mau pusat pemerintahan memicu kemacetan lalu lintas, dan membuat biaya hidup semakin mahal. “Jangan sampai perencanaan silau dengan perkembangan teknologi yang tidak diintegrasikan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar dia.
Jokowi berharap IAPI dapat memberi kontribusi yang lebih besar lagi bagi perencanaan dan pembangunan kota-kota di Tanah Air. Peran mereka dibutuhkan di tengah perubahan dunia yang begitu cepat. (medcom)