Pontianak, MK – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Barat Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto menegaskan tak pernah mentolerir pelaku kejahatan seksual maupun kekerasan terhadap anak. Bahkan berupaya agar pelaku diberikan atau diancam hukuman yang seberat-beratnya agar memberikan efek jera.
“Pelaku-pelaku ini merusak anak. Ini komitmen dan janji moral serta integritas saya. Selama ini, pelaku kejahatan eksploitasi terhadap anak, prostitusi, kekerasan seksual tidak pernah diberikan toleransi. Melainkan memberikan hukuman seberat-beratnya guna memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan tersebut,” jelas Kapolda kepada Metro Kaltara, Senin (9/11).
Hal ini ditegaskannya terkait kasus pencabulan atas tersangka TLB alias Ali yang jumlah korbannya kini bertambah dari sebelumnya tiga menjadi tujuh.
“Hingga kini tersangka TLB terus dilakukan pemeriksaan, karena bisa saja korbannya bertambah, karena yang awalnya tiga kini sudah menjadi tujuh anak menjadi korban kebiadabannya,” tegas Arief Sulistyanto.
Kapolda bertekad mengupayakan agar pelaku Ali mendapatkan banyak tuntutan sehingga vonis minimal pun masih dapat memberatkan pelaku. “Kami juga sedang mengupayakan, tuntutan banyak terhadap pelaku TLB, dengan asumsi tujuh korban maka tuntutannya juga tujuh, sehingga kami harapkan majelis hakim menjatuhkan vonis berat kepada pelaku,” harapnya.
Ia pun membantah jika pihaknya memberikan perlakukan istimewa kepada pelaku karena pelaku bekerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Kalbar. “Jangankan pelaku kekerasan terhadap anak itu orang lain, anggota saya saja, kalau ada yang terlibat juga diproses hukum yang sama dengan masyarakat sipil,” kesalnya.
Modus pelaku dalam melakukan aksi pencabulan, yakni dengan mengiming-imingi korbannya dengan uang. Pelaku yang bekerja berdekatan dengan sebuah warnet, akan memanggil seorang anak untuk melihat ia bekerja.
“Anak ini lalu diajak ke sebuah ruangan dan dipegang-pegang oleh pelaku. Sampai saat ini, berdasarkan penyelidikan belum ada yang sampai disodomi. Ada satu yang hampir, akan tetapi tidak bisa,” ungkapnya. (lyn/sti)
.