Keluarga Korban Berang, Panglima TNI dan Media Sebut Berita Peyanderaan Hoax

by Setiadi

Perusahaan Mengakui ABK TB Charles Disandera Abu Sayyaf

Istri Rudi, Mega tak mampu menahan air matanya kala mendengar suaminya disandera Abu Sayyaf.

Istri Rudi, Mega tak mampu menahan air matanya kala mendengar suaminya disandera Abu Sayyaf.

Samarinda, MK – Adanya berita dari sejumlah media cetak dan pernyataan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo yang mengatakan peyanderaan ABK Kapal TB Charles adalah bohong membuat keluarga korban berang.

Beberapa keluarga korban penyanderaan saat ditemui Metro Kaltara pun merasa kecewa dengan sikap Panglima TNI yang belum memastikan terlebih dahulu kebenarannya.

Elona salah satu keluarga ABK Kapal TB Charles meminta Panglima TNI tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu. Ia mengkhawatirkan kondisi suaminya jika penyanderaan benar terjadi dan bisa membuat Kelompok Abu Sayyaf marah dan melakukan pembunuhan. “Penyanderaan itu benar terjadi, salah satu ABK yang dilepas menelpon keluarganya jika ada yang disandera,” sedihnya.

Sementara PT. PP Rusianto Bersaudara akhirnya memberikan keterangan terkait penyanderaan tujuh ABK TB Charles oleh Kelompok Separatis Abu Sayyaf.

Kepala Humas PT. PP Rusianto Bersaudara, Taufik membenarkan jika 7 dari 13 ABK saat ini masih disandera di salah satu pulau di Filipina. “Kami sudah mendapat laporan dari enam ABK, dinyatakan tujuh ABK tidak pulang dan tidak berada di atas kapal,” jelasnya, Kamis (23/6).

Menurutnya, kabar hilangnya tujuh ABK TB Charles baru diketahui pada Kamis (23/6). Saat kejadian yakni Rabu (22/6) pihaknya tak melihat kejanggalan dalam perjalanan kapal. “Titik koordinat navigasi TB Charles tidak pernah berhenti, sehingga dugaan adanya pembajakan itu diragukan awalnya,” bebernya.

Namun keesokan harinya,  enam ABK pulang dan melaporkan rekannya disandera kelompok yang mengaku militan Abu Sayyaf. “Ketika tadi ada laporan dari enam ABK yang pulang, kami baru tahu kalau TB Charles dibajak,” imbuhnya.

Disinggung masalah pelarangan izin berlayar ke Filipina, Taufik enggan berkomentar. Dia juga tidak bersedia membahas masalah tanggung jawab perusahaan terkait uang tebusan. (Gladis/MK*1)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.