Dicium hingga berbekas merah, trendnya dikenal dengan sebutan dicupang. (ilustrasi)
Tarakan, MK – Masih segar diingatan masyarakat Tarakan peristiwa pelecehan seksual yang berujung maut dengan korban Fitri. Kali ini, tindak pidana pelecehan seksual kembali dialami gadis belia berinisial PR (13) yang masih duduk di bangku kelas satu SMP.
Awal mulanya PR pergi bersama teman laki-lakinya yang ia kenal melalui akun jejaring sosial Facebook, Sabtu (29/8), pukul 14.00 Wita. Saat pulang kerumahnya di Jl Ladang, Kelurahan Pamusian, Tarakan Tengah, RS yang merupakan ibu kandung PR sudah menunggu kedatangan anaknya.
Saat tiba di rumah, sang ibu curiga dengan bercak merah yang berada di bagian leher anaknya. Setelah diperiksa, PR hanya menjawab bahwa bercak merah di lehernya akibat dari biang keringat.
“Ibu korban tak percaya begitu saja dan langsung memeriksa di bagian tubuh korban yang lain, ternyata di bagian dada juga ditemukan bercak merah yang sama,” ucap Kapolres Tarakan AKBP Sarif Rahman, didampingi Paur Humas Polres Tarakan Iptu Hadi Sucipto.
RS pun menduga bahwa anaknya telah menjadi korban dari perilaku pelecehan seksual oleh seseorang. Mendapatkan desakan dari Ibunya, PR akhirnya mengaku bahwa perbuatan itu dilakukan oleh seseorang yang ia kenal melalui akun media sosial. PR pun terbuai dan akhirnya merelakan sebagian tubuhnya dicium (dicupang,Red) hingga muncul bercak merah.
“Karena tidak terima, ibu korban melaporkan kepada kami untuk ditindak lanjuti secara hukum,” tegas Hadi.
Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh PR kini sudah ditangani Polres Tarakan. Penyelidikan masih terus dilakukan untuk menangkap pelaku. Akibat perbuatannya kepada PR yang masih dibawah umur, pelaku terancam dengan undang-undang perlindungan anak nomor 35 tahun 2014.
Hadi juga mengimbau kepada masyarakat Tarakan harus lebih waspada, terutama orangtua yang memberikan perangkat telepongenggam canggih kepada anaknya. (man13/sti)
.
