Ngaku Provost, Pemuda Pontianak Ini Berani Bogem Juru Parkir

by Setiadi
Pelaku penganiayaan juru parkir Tedy dan kawannya yang mengaku sebagai Provost Polda Kalbar.

Pelaku penganiayaan juru parkir Tedy dan kawannya yang mengaku sebagai Provost Polda Kalbar.

Pontianak, MK – Lakon Tedy Priambudi menjadi Provost gadungan akhirnya terungkap. Warga Jl Komyos Sudarso, Pontianak, Kalimantan Barat ini ditangkap polisi usai melakukan penganiayaan terhadap Rudi Alfian alias Dede, di Jl Perdana, Sabtu (13/2) malam.

Tedy ditangkap bersama rekannya, Leo, yang turut melakukan penganiayaan. Berdasarkan pengakuan Tedy, atribut provost kepolisian dimilikinya sejak dua bulan lalu. Atribut itu dibelinya di salah satu toko perlengkapan kepolisian di Jl Pattimura.

“Saya beli hampir dua bulan, belinya di PSP. Semua beli disana, belinya satu satu, dicicil, dak sekaligus,” ujarnya saat ditemui di Mapolsek Pontianak Selatan, Senin (15/2).

Tedy nekat menjadi provost gadungan lantaran kecewa gagal lulus tes kepolisian, beberapa tahun silam. “Saya kecewa ndak lulus polisi. Saya pernah jadi anggota Kamra, katanya bisa lulus, tapi karena umur saya sudah lewat jadi tidak lolos,” ucapnya.

Selain digunakan saat melakukan pengeroyokan, atribut tersebut juga pernah digunakan untuk menagih hutang. “Pernah dipakai untuk nagih hutang, kakak ipar saya sih gak ada minta tolong tagih hutang ke orang, tapi inisiatif saya sendiri karena kakak saya butuh uang,” tuturnya.

Kapolsek Pontianak Selatan, AKP Kartyana mengatakan kedua tersangka diduga melakukan pengeroyokan dan menganiaya seorang juru parkir, di depan pintu keluar masuk Ayani Mega Mall, Jl Perdana, Pontianak.

Ia menjelaskan, kasus pengeroyokan dan penganiayan berawal dari kejadian di pintu keluar – masuk Megamall. Kala itu, situasi dalam keadaan macet sehingga mengakibatkan tabrakan beruntun di dekat tempat parkir korban. Satu dari lima pengendara motor yang melaju, berusaha menyalip dari samping kanan. Saat menyalip tersebut, korban yang sedang mengeluarkan motor dari tempat parkirnya terkejut dan melompat ke pinggir jalan.

“Korban reflek langsung menampar pengendara motor yang berusaha menyalip. Pengendara motor tersebut langsung memacu kendarannya ke arah Jl Ahmad Yani,” bebernya.

Ternyata reflek yang dilakukan korban terhadap pengendara sepeda motor itu berbuntut. Sekitar pukul 22.30 WIB,  kedua tersangka mendatangi tempat parkir korban. Bahkan saat itu Tedy menggunakan pakaian kaos provost Polri lengkap dengan kopelrem dan baret.

“Kedua orang itu bertanya kepada korban siapa yang memukul keponakannya. Lalu dijawab korban kalau yang memukul adalah dirinya,” jelas Kapolsek.

Akhirnya terjadi pemukulan terhadap korban. Warga yang kebetulan menyaksikan kejadian tersebut, melaporkan kejadian itu ke kepolisian.   “Paman korban menanyakan kepada satu di antara pelaku yang menggunakan atribut Polisi. Bertugas di mana. Oknum Polisi gadungan ini menjawab tugas di Polda. Saat diminta kartu tanda anggota si oknum pura-pura sibuk menelpon dan menghindar dari kerumunan warga,” tuturnya.

Ketiganya  kemudian dibawa ke Polsek Selatan untuk diperiksa. Saat dilakukan pemeriksaan, Tedy mengaku bukan Polisi. Namun seorang petugas keamanan.

Masih menurut Kapolsek, terkait kepemilikan atribut polisi, Tedy saat ini masih menjalani pemeriksaan. Namun, sejauh ini belum ada laporan adanya korban lain yang mengenal provost gadungan tersebut. “Terkait kepemilikan atribut, masih kita periksa. Sementara kita kenakan pasal 170 KUHP terkait penganiayaan yang dilakukannya,” jelasnya.

Atas kejadian tersebut, Kartyana mengimbau kepada masyarakat untuk lebih jeli terhadap orang yang mengaku-ngaku sebagai polisi. “Kepada masyarakat untuk lebih jeli, jika ada yang mengaku-ngaku sebagai polisi untuk menunjukkan KTA nya, kalau tidak ada KTA laporkan kepada polisi” imbau Kartyana. (Lyn/sti)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.