Jakarta: PT Pertamina (Persero) mengakui kinerja Blok Mahakam yang belum memuaskan. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan banyak faktor yang menyebabkan kinerja blok tersebut masih seret.
Nicke menyebutkan, pertama karena angka penurunan produksi atau decline rate yang ternyata lebih rendah dibandingkan pragnosa perseroan sebelumnya. Pertamina membuat prakiraan berdasarkan capaian sebelumnya.
“Semester 2 tahun lalu sebenarnya sudah membaik produksinya, tetapi terjadi decline rate yang lebih rendah dibanding yang diperkirakan,” ujar Nicke di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Mei 2019.
Hal tersebut juga dinilai menjadi penyebab mengapa sumur yang dibor Pertamina untuk blok Mahakam baru sepertiga dari target. Seperti yang diketahui, untuk meningkatkan produksi di blok tersebut, BUMN migas ini akan melakukan pengeboran dengan jumlah agresif yakni sebanyak 118 sumur, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
“Artinya setiap tiga hari sekali kami drilling di suatu sumur,” tambah Nicke.
Faktor berikutnya yakni masalah cuaca, dan hasil pengeboran di sumur-sumur di area too low shallow ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan. Nicke mengatakan saat mobilisasi di awal tahun, cuaca memang sedang tidak bersahabat. Oleh karenanya perseroaan mencoba untuk mempercepat di saat cuaca membaik saat ini.
“Kami lakukan dengan percepatan 118 sumur dan tambah construction rig sehingga nanti well (sumur) connection-nya akan lebih cepat. Seluruh upaya kami lakukan untuk percepat, karakter sumur tua tidak boleh jadi alasan,” pungkas Nicke.
Sebelumnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan kinerja produksi dan lifting dari Pertamina Hulu Mahakam (PHM) di Blok Mahakam masih di bawah target yang ditetapkan.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman mengatakan blok migas yang paling parah mengalami penurunan adalah Blok Mahakam.
SKK Migas mencatat, secara keseluruhan, sampai dengan kuartal I-2019, produksi minyak dan kondensat PHM sebesar 38 juta barel per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 726 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target 750 (MMSCFD).
Sumber: medcom.id