TANJUNG SELOR, MK – Menyikapi curhatan Arman Saputra, Guru SMA 10 Malinau di facebook terkait perjuangan murid-muridnya untuk mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang harus menyusuri sungai selama dua hari dua malam serta harus mengeluarkan biaya hingga Rp 40 Juta untuk sampai di Tanjung Selor di tanggapi kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara, Sigit Muryono.
Sigit menjelaskan bahwa pihaknya berupaya untuk dua sekolah tersebut dapat mengikuti UNBK secara mandiri dengan ofline. Bahkan pihaknya telah melakukan sosialisasi pelatihan teknisi yang nantinya akan memandu para siswa mengikuti UNBK tanpa harus ke kota.
“Tadinya kita usahan upaya mandiri dengan ofline dan yang gabung, itu sudah bisa dan dilakukan sosialisasi pelatihan teknisi, nanti kita luruskan, kita panggil mereka itu, karena menurut teman-teman panitia justru yang pesimis itu beberapa ognum saja,” ujarnya kepada Metro Kaltara, Selasa (27/02).
Selain itu, inisiatif untuk mengikuti UNBK di Tanjung Selor datang dari pihak sekolah dan murid-murid, telah . Terkait besaran biaya yang dikeluarkan. Sigit mengaku kepala sekolah lah yang menganggarkan dana BOP disamping dana BOS untuk pelaksanaan UNBK.
“Sebelum disetujui UNBK Mandiri atau bergabung, seluruh orang tua siswa sudah diajak rapat sehingga masalah pembiayaan dibahas bersama-sama dan pilihannya beragam dan diputuskan mencari untuk yang terjangkau terdekat,” terangnya.
Sigit menambahkan pada saat UNBK nanti, para siswa tersebut akan di tampung disekolah yang telah terkareditasi, seperti SMAN 1 Tanjung Selor dan SMAN 2 serta SMK. “Itu kan niat yang luar biasa ingin mensukseskan UNBK, jadi bagi saya diberi opsi-opsi seperti itu. Kalau nanti disitu jaringannya sudah oke tidak perlu hijrah,” tuturnya.
“Bisa kan itu pakai sif, kan sedikit saja oragnya, misalnya sif 1, 2,3 bahkan sif 4 bisa, bahkan simulasi kemarin ada yang sampai jam 11 malam karena gangguan listrik nah kita sudah menyurati ke PLN dan juga telkom jika terjadi gangguan itu,” tutupnya. (ars)