TARAKAN, MK – Dengan adanya penangkapan pengiriman sabu-sabu yang dilakukan oleh pihak Avitiation (Avsec) Bandara Juwata pada hari senin (2/9/2018) lalu, membuat pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara (Kaltara) membewrikan apresiasi kepada pihajk petugas Bandara dalam memberantas Narkoba.
Dalam Beberapa kurun waktu terakhir petugas Avsec Bandara Juwata berhasil menggagalkan pengiriman sabu keluar kota menggunakan jasa ekspedisi. Kepala BNNP Provinsi Kaltara, Brigjend Ery Nursatari mengeluarkan intruksi kepada semua jasa pengiriman yang ada di Tarakan maupun Kaltara untuk lebih memperketat aturan jasa pengiriman sebelum menerima paket yang akan dikirim.
“Jasa ekspedisi apapun itu, karena kadang merasa buru-buru malah nekat menerima paket untuk dikirim tanpa memperlihatkan identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hanya menyebutkan nama saja terus diterima,” ujarnya.
Menurutnya, jasa pengiriman ini biasanya hanya melihat nama dan alamat sipengirim saja sudah cukup, padahal seharusnya jasa pengiriman ini meminta identitas untuk menyamakan dengan nama yang dipaket maupun alamatnya seihngga tidak terjadio kekeliruan antara si pengirim dan penyedia jasa.
Hal ini pun, sudah ia sering sampaikan dalam sosialisasi yang dilakukan BNNP Kaltara. “Sudah sering saya ingatkan, di pengungkapan kasus ini juga saya tegaskan lagi ke jasa pengirimannya. Karena, kalau ada apa-apa jasa pengiriman ikut terlibat dan nanti bisa jadi beban juga kalau mereka sendiri tidak teliti,” katanya.
Ia mengimbau, semua jasa pengiriman harus memperhatikan keamanan dan harus jelas siapa pengirim maupun penerimanya. Selain itu, soal CCTV juga ia minta agar dapat dipasang di sudut yang bisa memperlihatkan siapa pengirim atau pengguna jasa pengiriman.
“Gunakan CCTV yang mengarah keluar dan di dalam ruangan. Apalagi ini saya lihat tidak semua jasa pengiriman ada CCTV, belajar menempatkan CCTV mengarah fokus ke siapa pengguna jasa pengiriman ini, kan bisa disiasati dengan lukisan atau apakah supaya bisa mempermudah petugas untuk mengungkap kasus yang menggunakan jasa pengiriman,” tandasnya.
Modus para pelaku yang mengirimkan sabu menggunakan paket, kata Jenderal bintang satu ini biasanya menggunakan alamat yang pasif. Jika jasa pengiriman tidak bisa menemukan alamatnya, nanti akan ada orang yang mengambil paket ke kantornya, mengaku sebagai penerima paket.
“Atau, bisa juga alamat benar tapi bukan itu pemesan sebenarnya. Nanti ada orang yang datang ke orang yang ada di alamat paket dan mengaku sebagai penerima paket sebenarnya, padahal itu cuma modus untuk mengelabui petugas. Makanya, masyarakat harus jeli dan pintar melihat hal seperti ini, laporkan ke polisi kalau ada yang mencurigakan,” tutupnya.(arz27)