424
Bengkulu, MK – Perusahaan media siber yang profesional dan bermartabat dapat berperan besar dalam kehidupan bangsa dan negara, tidak hanya menjadi lokomotif pembangunan namun juga lokomotif solidaritas sosial. Hal itulah antara lain tujuan dari didirikannya Serikat Media Siber Indonesia (SMS) baik di level nasional maupun daerah.
Demikian antara lain disampaikan Ketua Umum SMSI Pusat, Teguh Santosa, dalam sambutan usai melantik pengurus SMSI Provinsi Bengkulu di Kota Bengkulu, Senin (2/10). Pelantikan dihadiri Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Walikota Bengkulu Helmi Hasan, serta unsur Muspida dan pejabat daerah lainnya.
Sejauh ini SMSI Lampung memiliki 21 anggota perusahaan media siber, dimana 14 diantaranya telah dinyatakan terverifikasi oleh SMSI, dan telah dikirimkan data-datanya ke Dewan Pers. Penguru SMSI Bengkulu dipimpin oleh Rahimandani sebagai ketua, Wibowo Susilo sebagai sekretaris dan Erlan Oktriandi sebagai bendahara. Dalam sambutannya, Teguh menegaskan bahwa perusahaan media siber tidak ada bedanya dibandingkan perusahaan media pada umumnya.
Perusahaan media tidak hanya berfungsi dalam memenuhi kebutuhan informasi, mengedukasi dan memberikan hiburan kepada khalayak pembaca, namun juga berperan sebagai lembaga ekonomi yang dapat dijadikan sumber penghidupan pekerjanya.
“SMSI Bengkulu harus membantu perusahaan media siber di provinsi untuk dapat tumbuh menjadi perusahaan media yang profesional. Bukan hanya mampu memproduksi karya jurnalistik yang baik, tetapi juga dapat menjadi perusahaan yang mampu melindungi karyawan,” ujar Teguh.
Teguh mengatakan, dari pengamatannya perusahaan media siber di banyak daerah di Indonesia masih mengandalkan kerjasama dengan lembaga pemerintahan untuk dapat bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Dia mengingatkan, perusahaan media siber harus kreatif dalam melakukan berbagai terobosan. Termasuk di dalamnya membantu pertumbuhan iklim usaha di daerah.
“Saya yakin perusahaan media digital dapat menjadi lokomotif pembangunan manakala berhasil mendorong peningkatan iklim usaha di dearh, dan memberikan kesempatan kepada pengusaha-pengusaha daerah, UMKM, untuk dapat tumbuh dan berkembang,” kata Teguh lagi.
Selain itu, dia mengingatkan agar perusahaan media anggota SMSI Bengkulu memberikan perhatian besar pada persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat banyak, terutama golongan marjinal.
“Tidak semua anggota masyarakat bisa disentuh pelayanan pemerintah. Untuk itulah, dibutuhkan kerjasama dengan media, dan perusahaan media siber juga harus membantu lembaga pemerintahan, sehingga orang-orang yang masih belum tersentuh bisa mendapatkan perhatian yang sesuai,” ujarnya lagi.
Dengarkan Radio Kaltara 105.8 FM melalui streaming, http://radio.metrokaltara.com
Rumusan mengenai peran perusahaan media siber sebagai lokomotif solidaritas sosial, sambung Teguh, didapatkannya dari pembicaraan dengan Walikota Bengkulu Helmi Hasan sebelum acara berlangsung.
Pada bagian lain, Teguh juga mengatakan bahwa saat ini SMSI telah memiliki pengurus di 26 provinsi. Di bulan September lalu SMSI telah mendaftarkan diri sebagai calon konstituen Dewan Pers. Dalam pendaftaran itu SMSI menyerahkan hasil pendataan dan verifikasi terhadap anggota SMSI dari seluruh Indonesia.
“Insya Allah, akhir November nanti kami akan kirimkan lagi hasil pendataan dan verifikasi yang dilakukan pengurus SMSI di level provinsi, sebelum dibawa ke level pusat,” sambungnya.
Pada penyelenggaran Hari Pers Nasional (HPN 2016 di Ambon, Maluku, bulan Februari lalu, Dewan Pers telah mengumumkan 77 perusahaan media yang provesional.
Dari 77 perusahaan media yang dinyatakan telah ulus verifikasi itu, hanya tujuh yang merupakan perusahaan media siber.
“Kondisi inilah yang antara lain membuat teman-teman yang kini memiliki dan mengelola media siber untuk menghimpun diri dalam organisasi perusahaan media siber,” masih katanya.
Dalam kesempatan pelantikan itu, Plt. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, memberikan penghargaan yang tinggi atas kehadiran SMSI di Bengkulu.
Dia mengajak SMSI untuk bersinergi membangun Bengkulu menjadi lebih baik lagi.
“Aktivitas dunia maya bisa menggerakkan dunia nyata. Media online bukan lagi menjadi media alternalif tapi telah menjadi media mainstream,” demikian disampaikan Rohidin Mersyah. [***]