Perjelas Identitas Islam Nusantara, Ansor Gelar Dialog Publik

by Setiadi

Dihadiri Ratusan Kaum Intelektual, K.H Agus Sunyoto Beberkan Fakta Sejarah Agama di Indonesia

Sejarahwan PBNU Prof. K.H Agus Sunyoto saat menjelaskan identitas Islam Nusantara kepada audiens.

Tarakan, MK – Sebagai refleksi awal 2017, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Tarakan mengawali kegiatannya dengan menggelar dialog publik dengan tema “Islam Nusantara; Dari Indonesia Untuk Dunia” di Hotel Duta, Minggu (08/01).  Bahkan, acara yang dihadiri tiga ratusan kaum intelektual itu mengundang sejarahwan kondang yakni Prof. K.H Agus Sunyoto yang juga merupakan kader terbaik PBNU.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Tarakan Setiadi, SE mengaku kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran fakta sejarah perkembangan Islam di Nusantara dan sejumlah tantangannya dari setiap tahun ke tahun.

“Pasca kran demokrasi dibuka Indonesia menjadi lahan empuk bagi banyak ideologi berkunjung. Kunjungan tersebut belakangan mengarah pada agenda bermukim hingga menggeser identitas bangsa. Ideologi yang dimaksud seperti gagasan keagamaan Islam berasal dari dua arah berbeda yakni dengan gaya fundamentalisme dan Ideologi Barat dengan pola liberalismenya. Oleh karena itu, gagasan keislaman berbasis identitas lokal menjadi lokomotif baru untuk melayani kunjungan ideologi-ideologi tersebut. Dari sinilah istilah Islam Nusantara mendapatkan nilai subtansinya,” jelasnya.

Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Tarakan Setiadi, SE saat memberikan sambutan Dialog Publik “Islam Nusantara; Dari Indonesia Untuk Dunia”

Alasan ini yang mendorong Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Tarakan menggelar ruang-ruang tabayyun di tengah banyak persepsi menilai bahwa Islam Nusantara adalah sebuah mazhab baru. Padahal, Islam Nusantara hanya sebagai simbol identitas lokal dengan tujuan agar peradaban Islam di Indonesia tidak rapuh dan tetap mengusung agenda Islam moderat.

Sedangkan Prof. K.H Agus Sunyoto usai dialog mengungkapkan kegiatan ini cukup sukses dengan banyaknya pertanyaan dilontarkan para audiens. Kesimpulannya, banyak kaum intelektual di Kota Tarakan yang senang dalam forum-forum tabayyun.

“Saya senang pesertanya aktif, dan akhirnya kita bersepakat bersama bagaimana mempertahankan identitas bangsa dalam beragama Islam yang baik dan benar. Terutama fakta-fakta sejarah NKRI yang saling berkaitan dengan para santri maupun ulama,” tuturnya.

Kegiatan refleksi awal tahun ini juga dihadiri Kepala BIN Provinsi Kaltara Birgjen TNI Zamzani, Wakil Walikota Tarakan Khaeruddin Arif Hidayat, Ketua PCNU Kota Tarakan Abdussamad, Lc, Ketua Muhammadiyah Kaltara Ustad. Samsi Sarman, Kepala BNN Kota Tarakan DR. Agus Surya Dewi, Ketua KNPI Kota Tarakan Hariyadi dan seluruh Ormas maupun OKP se Kota Tarakan. (mediacenteransortrk)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.