Tarakan, MK – Adanya semburan api cukup besar yang berasal dari sumur lama yang diaktifkan kembali, dikhawatirkan membahayakan warga sekitar dan pengendara yang melewati lokasi tersebut membuat PT. Pertamina harus membakar gas. Pasalnya semburan api tepat berada di pinggir jalan Sei Sayap, RT 13, Kelurahan Kampung Empat menuju ke arah Islamic Center.
Legal and Relation Assistant Manager Pertamina EP, Achmad Henro R mengatakan, semburan api tersebut sengaja dibakar agar tidak membahayakan masyarakat maupun pengendara yang melewati lokasi tersebut.
“Justru kalau tidak dibakar malah bahaya karena gas itu bisa menyebar, gas itu H2S loh. Kemudian kalau sewaktu-waktu gas itu tidak di bakar, sementara tekanan gasnya kuat malah bisa tiba-tiba meledak. Makanya gasnya kita sengaja bakar supaya ngalir. Lagi pula dibakarnya bukan secara vertical tapi horizontal” kepada Metro Kaltara belum lama ini.
Selain itu, Hendro juga menjelaskan, pembakaran tersebut sebagai salah satu usaha untuk mengecek secara detail seberapa besar gas yang ada itu. Sehingga kalau nantinya gas tersebut besar, itu bisa dimanfaatkan.
“Ini kan kita tes sumur, kita baru buka aktivasi lagi sumur 10, 40 trus kita tes. Bawaan dari minyak itu ada, cuman ada gas bawaannya. Itulah yang kita mau cek secara detail setiap bawaannya. Nah sementara dicek itu harus di lering (dibakar). kalau misalnya produksi gasnya tiba-tiba besar kan kembali kedaerah bisa dimamfaatkan” jelasnya.
Hendro juga merincikan, setiap pengeboran minyak akan menghasilkan campuran antara gas dan minyak.
“Kan kalau minyak diproduksikan itu ada gasnya yang ikut, nah itu yang harus dibakar supaya kita tahu hasilnya. Karena kalau dibuang kan bahaya juga makanya dibuatkan pagar seng disekililing api tersebut” rincinya.
Ia menambahkan bahwa sebetulnya sumur tersebut sudah lama hanya saja pihak Pertamina membuka kembali dan ternyata ada gasnya.
“Kebetulan kita buka sumur itu ternyata ada gasnya makanya kita bakar, kalau misalnya kita temukan sumur lain halnya sama, triknya sama. Dan itu sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, jadi mekanismenya memang harus begitu” tambahnya. (Ras/Rz)
.