TAK JUARA UMUM, PRESTASI MTQ KOTA TARAKAN ANJLOK

by Metro Kaltara

PERGELARAN MTQ KE-3 YANG DISELENGGARAKAN DI TARAKAN

TARAKAN, MK – Kota Tarakan yang menjadi tuan rumah dalam pergelaran Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke -3 tingkat Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). nampaknya masih belum berhasil menjadi juara umum, meskipun menjadi tuan rumah.

Kota Tarakan hanya berhasil menduduki peringkat ke 3 pada pergelaran MTQ yang berakhir pada hari minggu (13/5) kemarin. Juara umum MTQ tingkat Provinsi Kaltara kali ini kembali diduduki oleh Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan duduk di peringkat kedua.

Menanggapi hal ini, Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tarakan, Shaberah mengeluhkan kesiapan anggaran dari pemerintah Kota Tarakan sendiri kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) untuk membina para khafilah asal Kota Tarakan. Bahkan selama 4 tahun terkahir ia mengakui prestasi Kota Tarakan di bidang MTQ terbilang anjlok.

“Perlombaan MTQ tingkat Provinsi Kaltara sebelumnya juga Kota Tarakan hanya bisa mencapai peringkat empat. Artinya tahun ini hanya naik satu peringkat karena berada di peringkat 3. Saat masih di Provinsi Kalimantan Timur juga Tarakan bisa dibilang prestasinya sangat jauh,” ungkapnya.

Shaberah yang baru saja menjabat sebagai Kepala Kemenag Kota Tarakan ini mengaku kaget dengan minimnya anggaran untuk pembinaan LPTQ. “Karena sebelumnya saya berada di Kabupaten Nunukan. Jadi saya benar-benar terkejut dengan anggaran LPTQ Kota Tarakan saat ini,” tambahnya.

Bahkan, saat penyelenggaraan MTQ tingkat Kota saja beberapa waktu yang lalu sempat gagal. Namun karena ia sangat berkeras untuk menyelenggarakan MTQ tingkat kota, untuk mengukur hasilnya seperti apa sebelum perhelatan MTQ tingkat Provinsi dimulai.

“Akhirnya kegiatan tersebut tetap berjalan, meskipun tidak melakukan Training Center (TC) karena keterbatasan dana. Berbeda dengan daerah lain yang melakukan TC selama seminggu bahkan mendatangkan pelatih dari luar daerah,” ujarnya.

Sedangkan untuk Kota Tarakan sendiri, ia hanya memilih pelatih dari lokal saja karena keterbatasan anggaran yang ada. Meski begitu, ia tetap meminta kepada seluruh pendamping untuk selalu membina dan mengawasi secara intensif latihannya.

Meski menyandang sebagai peringkat ke 3, ia mengaku sudah sangat bersyukur dengan pencapaian ini. Sebab, hal ini merupakan upaya maksimal dari pihaknya dengan keterbatasan anggaran yang sebesar 300 juta untuk melakukan pembinaan.

Ia berharap kedepannya pemerintah bisa lebih memperhatikan pembinaan LPTQ ini. Sebab LPTQ ini tidak hanya membina MTQ saja, namun juga membina masyarakat pula. Jadi pemerintah jangan hanya membangun fisik Kota saja, tapi juga membangun mental dan spritual masyarakat dengan bidang keagamaan.(arz27)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.