Malinau, MK – Harapan Umat Budha di Kabupaten Malinau untuk memiliki tempat ibadah yang representatif akhirnya terwujud. Sebuah Vihara berdiri kokoh di atas bukit di Jl. Pusat Pemerintahan akhirnya diresmikan Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si pada Sabtu (24/11) dan dihadiri oleh Ketua DPRD, Wakil Bupati, Para Kepala OPD, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, anggota FKUB dan seluruh umat Budha yang ada di Malinau.
Ketua Panitia Pembangunan Gedung Vihara Bodhi Sasana Jaya, Halim Gunawan melaporkan bahwa pembangunan Vihara dilakukan secara bertahap yang dimulai dari tahun 2014 dan dana yang digunakan dalam pembangunan Vihara ini sebesar Rp. 5 milyar lebih yang terdiri dari bantuan dana hibah dari pemerintah daerah dan swadaya umat Budha Kabupaten Malinau beserta donatur.
Sementara itu, Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia Bhikkhu Subhapanno Mahathera dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan Vihara ini dapat terjuwud berkat kesadaran dari seluruh umat Budha beserta bantuan, perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten Malinau.
Lebih jauh Bhikkhu Subhapanno menjelaskan bahwa pembangunan Vihara ini tidak hanya dibangun oleh umat Budha. Biasanya Vihara ditempat yang lain dibangun atas swadaya murni umat Budha seperti iuran, menabung sedikit demi sedikit. Tetapi Vihara di Malinau ini dibangun atas kesadaran umat dan pemerintah daerah yang mana umat Budha membutuhkan Vihara yang representatif. Hal ini bisa dimaklumi karena umat Budha di Malinau cukup lama dan bersabar sejak tahun 70 an sampai 2013 baru bisa mendirikan Vihara seperti yang sekarang ini.
Sementara itu, Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si mengatakan pemerintah daerah turut andil dalam pemabangunan Vihara ini karena ada semangat yang sangat luar biasa dari swadaya masyarakat umat Budha khususnya dalam pembangunan Vihara ini yang bisa dilihat dari dana swadayanya yang lebih dari dana yang dihibahkan oleh pemerintah.
Selanjutnya, Bupati menjelaskan bahwa Ia bersama Wakil Bupati mencoba untuk melihat kedepan seperti apa pembangunan di Malinau. Dr. Yansen menyadari ada salah satu masalah besar yang akan terjadi jika ingin terus melangkah kedepan dan akan banyak tantangan yang akan dihadapi.
“Seperti yang terlihat di berita-berita yang ada baik di koran, televisi, media sosial terjadi perselisihan dimana-mana, adanya perseteruan dimana masjid tidak bisa dibangun, gereja tidak bisa dibangun dan sebagainya. Ini merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan hati” ungkap Bupati Malinau.
“Mohon maaf sebelumnya, ada daerah dimana susah untuk membangun tempat ibadah, mengapa? Padahal kita memiliki burung Garuda dengan semboyan bhineka tunggal ika, kita persoalkan suku tapi Indonesia memang terdiri dari beberapa suku, memiliki bahasa yang ribuan, pulau juga ribuan. Tapi masih berpikir saya paling kuat, saya paling hebat. Saya rasa tidak, kita semua sama bangsa Indonesia. Tidak ada yang lebih hebat dari satu dengan yang lainnya semua sama. Begitu juga dengan di Malinau, meski umat kristen terbanyak di Malinau bukan berarti paling besar, paling hebat, ini tidak akan berguna dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara kalau dia tidak mau hidup bersama-sama dengan yang lain yang berbeda. Ini harapan saya kedepan kepada kita semua. Agar tetap menjaga kebersamaan dan keharmonisan khususnya antar umat beragama” ungkapnya.
Selain itu, Bupati berharap dengan diresmikannya Vihara ini akan menghadirkan kesempurnaan bagi Malinau dan mengajak kepada semua untuk menggairahkan semangat untuk hidup bersama dalam perbedaan dan berbeda dalam kebersamaan. (Aan/Diskominfo)