TANJUNG SELOR, MK – “Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Senin (27/7) lalu, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie didampingi istri, Hj Rita Ratina Irianto dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan serangkaian kunjungan kerja di wilayah pesisir Kabupaten Bulungan, tepatnya di Kampung Baru, Desa Mangkupadi dan Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Bagaimana kesan selama kunjungan? Berikut catatannya”
– Khair Alam Maulansyah, Humas Kaltara
Dengan menggunakan dua unit speedboat milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara, rombongan Gubernur yang akan melakukan kunjungan kerja bertolak dari Pelabuhan VIP (Kayan I) Tanjung Selor sekira pukul 08.00 Wita. Tiba di dermaga Kampung Baru, Desa Mangkupadi sekitar pukul 10.00 Wita atau setelah melalui perjalanan selama kurang lebih 2 jam.
Kampung Baru merupakan perkampungan pesisir yang berada di tepi laut. Meski masih masuk wilayah Desa Mangkupadi, letak kampung ini cukup jauh dari pusat desa Mangkupadi. Dari Mangkupadi ke Kampung Baru, membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan lewat jalur darat.
Sebelumnya, perkampungan dengan penduduk kurang lebih 1.000 jiwa terdiri dari 4 rukun tetangga (RT) itu bisa dikatakan sebagai kampung terpencil. Bahkan ada satu wilayah yang lebih jauh lagi, Namanya Karang Tigau, letaknya berbatasan dengan wilayah Berau, Kalimantan Timur. “Itu masih masuk wilayah sini, cuma masih ke sana lagi,” kata Usman, warga setempat sambal menunjuk ke arah timur.
Selain sulit dijangkau, Kampung Baru, sebelumnya juga sangat minim infrastruktur. Salah satunya listrik. Yang hanya mengandalkan genset (generator set) untuk menerangi rumah tangga. Tapi itu dulu.
Sekarang sudah jauh berbeda. Kampung Baru sekarang sangat maju. Jalan menuju kampung tersebut, sudah bagus. Meski masih berupa jalan agregat (belum beraspal), tapi sudah jauh lebih baik. Tak hanya itu, sekarang warga di kampung itu sudah bisa menikmati listrik 24 jam!
“Alhamdulillah, mulai tahun ini kampung kita sudah berlistrik. Tidak perlu lagi, susah-susah cari minyak untuk hidupkan genset,” timpal warga lainnya. Mereka pun bersyukur, namun masih ada satu yang sangat diharap. Sarana komunikasi. Hingga kini jaringan telepon seluler belum masuk ke wilayah tersebut.
Saat bertatap muka dengan masyarakat setempat, Gubernur menyampaikan, dengan telah terpenuhinya fasilitas listrik hingga jalan, hal pentingnya adalah selalu bersyukur. “Alhamdulillah, dulu waktu kami ke sini belum ada listrik. Sekarang sudah ada listrik 24 jam. Masyarakat wajib bersyukur dengan kondisi ini,” ucap Irianto.
Dikatakan, terpenuhinya listrik ke Kampung Baru bukan merupakan hal yang mudah. Membutuhkan waktu kurang lebih 3 tahun, untuk bisa akhirnya PLN mengaliri listrik ke perkampungan tersebut. “Ini semua atas sinergi yang baik, antara pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten dan juga dengan pihak PLN. Usulan untuk bisa teralir listrik ke kampung ini, utamanya ke wilayah Tanah Kuning dan sekitarnya sudah diajukan sejak 3 tahun lalu. Komunikasi dan koordinasi terus kita lakukan dengan PLN, dan akhirnya alhamdulillah bisa teraliri,” ujarnya.
Tidak semua perkampungan maupun desa telah teraliri listrik. Masih ada ribuan desa di Indonesia yang belum menikmati listrik 24 jam. Untuk itu, gubernur mengajak masyarakat untuk senantiasa bersyukur dengan adanya fasilitas ini.
Sementara itu, berkaitan kebutuhan komunikasi, Gubernur berharap masyarakat bersabar. Pemprov Kaltara, akan berkoordinasi dengan Pusat agar bisa terbangun tower BTS di wilayah tersebut. “Saya tidak menjanjikan. Kami akan berupaya bagaimana bisa dibangun Menara BTS di daerah ini. Tapi tidak bisa juga segampang itu, tidak mesti setahun atau dua tahun. Yang terpenting sabar, dan berdoa, harapannya bisa secepatnya terbangun,” ujar gubernur.
Dari Kampung Baru, perjalanan kunjungan kerja Gubernur dilanjutkan ke Desa Mangkupadi dan Tanah Kuning. Di perjalanan, Gubernur menyempatkan untuk menengok Kebun Lada atau Merica di desa itu. Bagaimana potensinya? (bersambung). (Humas)