Malinau, MK – Upaya peningkatan produksi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan daerah terus digelorakan Dinas Pertanian sebagai OPD yang bertanggung jawab melaksanakannya. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah memberikan motivasi kepada para petani untuk semakin bersemangat menggeluti profesinya.
Seperti yang dilakukan pada Sabtu (3/11), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malinau bersama PPL mengadakan tanam bersama kelompok tani Apau Bilit Desa Long Loreh.
Sebelum melaksanakan tanam bersama, Kepala Dinas Pertanian bersama Tim CSR PT. BDMS/MA mengadakan dialog dengan para petani terkait dengan program pembangunan pertanian di Malinau Selatan.
Kepala Dinas Pertanian Ir. Kristian Muned. MT dalam dialog tersebut mengatakan bahwa profesi petani merupakan pekerjaan yang sebetulnya menjanjikan, hanya saja banyak para orang tua tidak serius menyiapkan anaknya untuk menjadi petani yang handal.
“Tidak ada orang tua kita yang menyuruh anaknya jadi petani tetapi lebih sering jadi dokter, profesor, teknik dan sebagainya. Padahal petani sesungguhnya profesi yang menjanjikan” ungkap Muned.
“Harus kita pahami bahwa komoditi beras sampai kapanpun diperlukan manusia. Khusus untuk Kabupaten Malinau saja, konsumsi beras nilainya mencapai Rp. 110 milyar pertahun dengan hitungan kebutuhan beras perorang pertahun sebanyak 114 kilo” jelas Muned.
Lebih lanjut Muned menjelaskan bahwa Desa Loreh dengan adanya perusahaan yang beroperasi pasti banyak memerlukan beras untuk konsumsi pekerjanya. Dan faktanya masih banyak menggunakan beras dari luar. Hal Ini menurutnya adalah peluang besar bagi para petani untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Mayoritas warga Malinau adalah petani. Jika kita petani, mari usahakan kita tidak beli beras di toko tetapi seharusnya kita bisa jual beras ke toko. Rasda adalah bentuk komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan harga gabah Rp. 6 ribu ini adalah harga yang cukup bagus untuk petani. Harapannya jika tahun ini bisa tanam 2 kali setahun maka tahun depan harus bisa tanam 3 kali setahun. Informasi dari KCDP, sudah ada petani Loreh yang menjual gabahnya ke Perusda” ujar Kadis Pertanian.
Sementara itu Paulus, Ketua Kelompok Tani Apau Bilit Desa Long Loreh merasa sangat senang dengan kunjungan Dinas Pertanian ke lokasi sawah kelompok tani yang dipimpinnya.
“Kami sangat senang dengan kunjungan ini. Perlu kami sampaikan bahwa ada beberapa tempat kelompok tani belum ada hand traktor untuk mengolah tani.
Kami merasa belum maksimal menggunakan pupuk khususnya terkait cara pemakaian dan jadwal. Begitu pula penggunaan racun rumput agar bisa bantu kami” ungkap Paulus.
“Lahan sawah cukup luas tetapi berpencar. Kami minta ada irigasi dari Sungai Samuda. Jika ada irigasi saya pikir petani mau berubah. Kami berharap terus ada pendampingan dari pihak terkait untuk memberikan dukungan kepada petani. Kami merasa ada peningkatan produksi dengan adanya penggunaan alsintan dan pendampingan pemda dan perusahaan” pungkas Paulus.
Menanggapi permintaan Ketua Kelompok Tani tersebut, Kepala Dinas Pertanian mengatakan bahwa Pemerintah Desa bisa alokasikan dana desa untuk mendukung kegiatan pertanian di desa. Beberapa desa sudah melakukan hal tersebut diantaranya Desa Sentaban, Long Bila dan Kenipe di Kecamatan Malinau Barat.
Usai mengadakan dialog dengan para petani, Kepala Dinas Pertanian beserta PLL dan kelompok tani melakukan tanam bersama di sawah milik Faisal Apui. (Aan/Diskominfo)