Putra yang Dianggap Jelmaan Hanoman Ternyata Ingin Jadi Ustad
Tarakan, MK – Pemberitaan atau informasi mengenai Muhammad Raihan (13) yang dianggap sebagai jelmaan Hanoman dan binatang Serigala diberbagai media dalam maupun luar negeri khususnya dailymail dan mirror dinilai fiktif belaka.
Bahkan, secara tegas Fadlansyah, jurnalis asal Kota Tarakan yang pertama kali meliput dan memberikan hasil liputannya kepada media asing mengatakan bahwa banyak tulisannya yang dirubah.
Di Kediaman Raihan, RT 7 No 13, Kelurahan Mamburungan Timur, Kecamatan Tarakan Timur, Fadlansyah mengaku awal mula cerita, sekitar dua mingggu lalu ia datang ke rumah Raihan meliput sosok Muhammad Raihan.
Kala itu, Fadlan membuat liputan Jurnalistik yang mengangkat Muhammad Raihan menjadi seorang pemuka agama meski dengan kondisi fisiknya berbeda dengan orang umumnya sebagian tubuhnya diselimuti rambut tebal hitam.
“Saya atas nama pribadi memohon maaf kepada keluarga Raihan atas tersebarnya imformasi yang fiktif diberbagai media massa di Indonesia dan luar negeri,” ujar Fadlan kepada Metro Kaltara, Sabtu (16/04).
Ia menjelaskan latar belakang permasalahannya, adalah pihak kedua yang mengaburkan fakta sesungguhnya. Fadlan merasa, saat meliput ia hanya mendalami imformasi mengenai kehidupan Raihan.
Waktu itu, Fadlan hanya menanyakan darimana asal Raihan, apa aktivitasnya, nama lengkap orangtuanya, bagaimana pekerjaan orangtuanya serta saudara kandungnya Raihan.
Selain itu, Fadlan hanya bertanya mengenai masyarakat sekelilingnya atas keberadaan Raihan dan upaya apa dalam dalam pengobatan pada Raihan. “Hasil wawancara itu beserta foto saya kirim ke media asing,” ungkap Fadlan.
Setelah dikirim dan diolah oleh media asing, ternyata pemberitaannya tidak sesuai dengan imformasi yang disampaikan. Menurut Fadlan, kesalahan terjadi pada editor redaksi online ini.
“Redakturnya menambahkan opini yang tidak sesuai fakta, seperti tulisan tititsan dewa dan sebagai tuhan oleh warga. Parahnya lagi, media-media yang ada di Indonesia di tulis manusia Serigala, Manusia Hanoman,” tuturnya.
Karena itu, ia berharap pada pembaca dibseluruh Indonesia yang sudah sempat membaca agar tidak mempercayai imformasi bahwa Muhammad Raihan sebagai titisan dewa Hanoman yang disembah dan manusia serigala.
“Raihan hanyalah seperti kita, seperti anak-anak pada umumnya, Raihan sudah saya anggap seperti anak saya sendiri, Raihan itu hanya manusia biasa yang bercita-cita ingin kenjadi Ustad,” lanjutnya. (aras/MK*1)