TANA TIDUNG, MK – Meskipun menjalankan tugas sebagai anggota Polres Kabupaten Tana Tidung (KTT), Aiptu Pardomuan Situmeang berhasil membagi waktunya untuk mengelola usaha peternakan ayam petelur yang telah digelutinya selama enam bulan terakhir.
“Usaha peternakan ayam petelur ini sudah enam bulan saya jalani. Saat ini, saya memelihara sekitar 350 ekor ayam petelur,” ujar Aiptu Pardomuan kepada Awak Media Metro Kaltara Kamis (8/5/2025).
Dengan jumlah tersebut, ia mampu memanen sekitar 300 hingga 350 butir telur setiap harinya. Telur-telur tersebut dipasarkan di wilayah Kabupaten Tana Tidung, baik ke toko-toko maupun langsung kepada warga yang datang ke kandang. Bagi warga yang tidak sempat datang, ia juga menyediakan layanan antar ke rumah.
“Harga satu piring telur sekitar Rp 60 ribu, karena ukuran telurnya besar-besar. Sedangkan satu ikat dijual seharga Rp300 ribu,” jelasnya.
Meskipun memiliki kesibukan sebagai aparat kepolisian, Aiptu Pardomuan tetap dapat membagi waktunya antara tugas dan usaha.
“Pagi saya ke kantor, sore saya ke kandang. Intinya, bisa membagi waktu. Karena dalam sehari, ayam-ayam ini diberi makan dua kali, pagi dan sore,” tambahnya.
Inspirasi untuk memulai usaha ini datang dari seorang teman. Ia pun memutuskan untuk mencoba dan hingga kini masih terus belajar serta mengamati perkembangan usahanya.
Jika hasilnya positif, ia berencana untuk menambah jumlah ayam peliharaannya.
Namun, ia mengakui bahwa tantangan utama dalam beternak ayam petelur di KTT adalah ketersediaan pakan. “Pakan agak sulit didapat di KTT, jadi kami harus memesan dari luar,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah daerah dapat membantu mengatasi masalah ini, sehingga kebutuhan pakan ayam petelur dapat dipenuhi secara lokal. Dengan demikian, para peternak di Tana Tidung dapat berkembang dan tidak perlu bergantung pada pasokan telur dari luar daerah.
“Kualitas telur kita tidak kalah dengan yang dari luar, bahkan lebih segar karena baru dipanen,” tutupnya.
Salah satu warga, Ismanto, yang pernah membeli telur dari kandang Aiptu Pardomuan, mengatakan bahwa telurnya besar-besar dan segar karena baru dipanen setiap harinya.
“Menurut saya, ini sangat bagus untuk kemajuan KTT karena sudah ada peternak telur lokal yang bisa memberikan telur yang bagus dan segar,” pungkasnya. (rko)