TANA TIDUNG, MK – Prosesi adat Tidung penurunan Ajung Berambang yang digelar 2 tahun sekali yang dikenal dengan sebutan Irau sekaligus HUT Tana Tidung, berjalan dengan khidmat dan sakral.
Prosesi penurunan Ajung Berambang kali ini diturunkan dari Kecamatan Sesayap Sesayap tepatnya di Desa Sesayap. Yang mana prosesi penurunan dilakukan di balai Adat Tidung pafa Senin (19/8).
Upacara prosesi adat ajung Berambang dimulai sekitar pukul 09:00 pagi yang di padati masyarakat Tana Tidung yang memakai pakaian adat.
Setelah Doa dan membaca Alquran, akan mengangkat mahligai dari Balai Adat sampai ke Pelabuhan sesayap Hilir dan di iringi puluhan kapal-kapal yang identik dengan warna kuning.
Selanjutnya, Diarak dengan cara di panggul 20 orang pemuda pemuda yang di sebut punggawa dari paskibraka Kabupaten Tana Tidung serta di iringi masyarakat yang memakai baju adat.
Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali mengatakan, tradisi Tidung penurunan atau pelepasan Mahligai Ajung Berambang Padau Talu Dulung ini akan diusulkan masuk ke dalam agenda Pesona Indonesia, program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Event ini akan terus kita perbaiki, supaya lebih menarik lagi sehingga mengundang wisatawan lokal, nasional bahkan internasional,” kata Ibrahim Ali didampingi istri Vamelia Ibrahim.
Namun katanya, untuk masuk di Pesona Indonesia dan menjadi agenda resmi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ada standar yang harus dipenuhi. Karena itu perlu terus dipoles.
“Nanti akan kita coba masukan penurunan Mahligai Ajung Berambang Padau Talu Dulung (Irau KTT) ke agenda nasional,” katanya.
Meski demikian, ia telah sampaikan ke Dinas Pariwisata Provinsi Kaltara yang juga hadir pada tradisi penurunan Mahligai Ajung Berambang Padau Talu Dulung.
“Supaya Dinas Pariwisata Provinsi Kaltara bisa mengkomunikasikan ini (Irau) ke Kementerian Pariwisata,” ungkapnya.
Sebagai bupati ia berharap Pesona Indonesia sehingga masuk di kalender event pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (rko)