Gubernur Ingin KIPI Seperti Suzhou Industrial Park

by Setiadi

VISITASI-EDUKASI : Delegasi Indonesia, salah satunya Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie berkesempatan berkunjung ke kawasan industri, Suzhou Industrial Park, Kota Suzhou, China, Kamis (23/11).

SUZHOU, MK – Setelah tiga hari sebelumnya intens melakukan pertemuan di Beijing, Kamis (23/11) waktu setempat, delegasi Indonesia, yang terdiri dari perwakilan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Ekonomi, Kemenko Maritim, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta dari provinsi yang masuk dalam Global Maritime Fulcru (GMF) dan Belt Road Initiative (BRI) atau One Belt dan One Road (OBOR) Initiative China-Indonesia, dengan difasilitasi pihak China Development Bank (CDF) melakukan kunjungan, sekaligus belajar ke kawasan industri, Suzhou Industrial Park di Kota Suzhou, China.

Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie yang ikut dalam rombongan delegasi tersebut mengungkapkan, Suzhou Industrial Park yang dikunjungi, adalah merupakan kawasan industri yang mulai dibangun sejak 1994 silam atau sudah 23 tahun. Kini, di areal itu telah terbentuk sebuah kawasan industri di atas lahan seluas 25.000 hektare. “Sama dengan luasan yang kita siapkan untuk Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kaltara,” kata Irianto.

Sejumlah industri ada di Suzhou Industrial Park. Di antaranya, ada yang  bergerak di produk manufacturing, dry port, IT (Information Technology), furniture, biomedical, technology equipment dan lainnya. “Bukan industri berat yang ada di sana,” ulasnya.

Selain kawasan industri, lanjut Gubernur, di Suzhou Industrial Park juga ada pelabuhan internasional yang di sungai. Meski tidak begitu besar, pelabuhan tersebut sangat sibuk, rapi dan ramah lingkungan.

Suzhou Industrial Park, menurut keterangan pihak pengelola, dibangun atas kerjasama China dan Singapura yang dimulai sejak 1994. Dengan pendanaan dari CDB. “Saya menginginkan untuk di KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi juga dibuat begini (seperti Suzhou Industrial Park). Dengan konsep kerjasama Indonesia-China, dan badan pengelolanya langsung di bawah kendali negara. Saya akan usulkan ini ke pusat melalui kementerian terkaitnya,” kata Irianto lagi. Pertimbangan lain, ada kesamaan di antara dua kawasan industri tersebut.

Tak hanya kawasan industri dengan banyak pabrik hingga pelabuhan, di dekat kawasan industri tersebut, juga dibangun sebuah kota baru yang cantik, rapi dan bersih. Penataan kota dibuat dan dibentuk sedemikian rupa, dengan tetap berbudaya khas kota tua Suzhou yang berbasis danau dan sungai. Hampir sama dengan Tanjung Selor. “Harapan kita, dan bukan hal tidak mungkin, kita optimis ke depan Kaltara, utamanya Tanjung Selor bisa seperti di Suzhou,” ulasnya.

Dikatakan, Kota Suzhou, merupakan sebuah kota lama di China namun kini telah ditata menjadi modern. Menuju kota itu, harus menempuh perjalanan selama 5 jam dari Beijing menggunakan kereta listrik. “Kota berpenduduk kurang lebih 1,2 juta jiwa ini, sangat modern, namun tertata rapi, bersih dan indah. Tidak ada kemacetan,” kata Gubernur.

Suasana kota tersebut, menurut Irianto, sepi dan terkesan sebagai kota untuk istirahat. Aktivitas bisnisnya lebih mengarah IT, penelitian-penelitian sains, bidang kesehatan, elektrik, energi solar dan lainnya. “Orang-orang yang tinggal di sini rata-rata intelektual, tidak ada pengemis atau orang jalanan. Sama seperti di kota-kota maju lainnya di China,” urai Irianto.

Setelah melihat Suzhou Industrial Park, Gubernur semakin optimis jika KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi bisa terwujud. Apalagi jika sumber energi, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan sudah dibangun. Sehingga bisa menyuplai listrik ke kawasan industri ini.

Untuk percepatan realisisasi investasi utamanya di KIPI, Gubernur berharap kerja sama OBOR Initiative antara China dan Indonesia bisa ditindaklanjut setelah perjanjian antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri China Xi Jinping.

Diketahui, sejak 20 November, Gubernur bersama delegasi lainnya dari Indonesia mengikuti pertemuan bilateral yang difasilitasi oleh CDB di Beijing, China. Pertemuan tersebut, merupakan tindak lanjut dari program kerjasama bilateral antara Indonesia dan Pemerintah China melalui skema GMF- BRI atau sering disebut OBOR Initiative.

Dari pertemuan ini, akan dihasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya mengenai proyek-proyek apa saja yang akan di-support pendanaannya oleh CDB, sebagai investasi di Indonesa. Terutama ke daerah-daerah yang masuk dalam skema kerja sama GMF-BRI. Salah satunya, Kaltara.

Di Kaltara, melalui skema kerja sama ini difokuskan pada pengembangan investasi untuk pembangunan sektor perkebunan, hydro power, yaitu PLTA, serta pengembangan KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi. Termasuk juga rencana pembangunan kilang minyak. (humas)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.