Ibrahim Ali Sambut Silaturahmi Aktivis Sejarah dan Budaya Kaltara

by Isman Toriko

TANA TIDUNG, MK– Sejumlah aktivis sejarah dan kebudayaan Kabupaten Tana Tidung mengunjungi Kantor Bupati Tana Tidung dalam rangka silaturahmi dan rangja menyampaikan aspirasi pada Bupati Tana Tidung, Rabu (3/7) belum lama ini.

Ketua Yayasan Sejarah dan Budaya Kalimantan Utara, Joko Supriyadi, menyampaikan salah satu agenda utama, yaitu dengan mengusulkan Raja Pandita sebagai salah satu kandidat pahlawan nasional Kalimantan Utara.

“Harapan kami bersama, Raja Pandita sebagai tokoh Tidung memiliki potensi besar untuk menjadi pahlawan nasional,”ujar Joko.

Sementara aktivis lainnya, Achmadi dari Sengkong, melaporkan kepada Bupati mengenai keberadaan makam-makam kuno di Sengkong dan Menjelutung.

  • Menurut Achmadi, dengan masukan dari tokoh sejarah dan budaya, makam-makam ini nantinya dapat dijadikan cagar budaya tingkat Kabupaten dan dipelihara sebagai salah satu peninggalan leluhur.

Selanjutnya, aspirasi disampaikan oleh Yungkul, tokoh pemuda Bulusu Tana Tidung yang juga menjabat Ketua Adat Bulusu Provinsi Kalimantan Utara. Dalam hal ini, Yungkul menegaskan pentingnya melestarikan seni budaya dan adat.

“Perlu memberikan perhatian yang besar pada upaya pengusulan pahlawan nasional Kalimantan Utara, yang mana perlu dipilih dengan tepat agar mudah lolos seleksi tim seleksi pusat,”Jelas Yungkul.

Selanjutnya, Padilah, pengurus Yayasan Sejarah dan Budaya Kalimantan Utara asal Sesayap Hilir, mengusulkan penulisan buku sejarah secara lengkap.

Padila berharap ada buku yang menjelaskan sejarah Tana Tidung sejak zaman pra Belanda hingga saat ini.

Kemudian, Didi Kadarismanto, tokoh muda Tidung dari Sesayap Hilir, menyampaikan beberapa usulan. Didi berharap pada acara Irau Tana Tidung berikutnya, ada sesi ziarah ke makam-makam keramat yang ada di Sesayap Hilir, termasuk makam Raja Baginda II, makam Pangeran Muhammad, dan Pangeran Muda.

“Perlu dibangun jalan yang memadai menuju makam agar para peziarah dapat dengan mudah mengaksesnya,”ujar Didi kepada Bupati.

Selanjutnya, giliran penulis lokal berbicara, yaitu Daniel dari Kapuak. Daniel adalah penulis buku yang diterbitkan pada tahun 2016 tentang upacara adat Bulusu berjudul “Mukad Ulid Ncaut”.

Pada kesempatan ini, Daniel menyerahkan buku tersebut kepada Bupati Ibrahim Ali yang memberikan apresiasi kepadanya.

Harapannya, buku tersebut dapat dijadikan salah satu materi lokal dalam kurikulum sekolah-sekolah di Kabupaten Tana Tidung.

Bupati menyampaikan apresiasinya terhadap para aktivis sejarah dan budaya yang hadir.

“Saya berkomitmen memberi dukungan dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya di Tana Tidung,”katanya.

“Mengenai usulan pahlawan nasional, Raja Pandita dapat diperjuangkan bersama, melalui pemerintah daerah, Forum Komunikasi Warga Tidung, dan organisasi masyarakat lainnya seperti Yayasan Sejarah dan Budaya Kalimantan Utara”.

“Apabila para aktivis memiliki rencana kegiatan yang ingin dilaksanakan di bidang sejarah dan budaya (khususnya untuk Irau nanti), saya mengarahkan untuk mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut ke dinas pendidikan dan kebudayaan,”lanjutnya.

Adapun rencana penulisan buku sejarah dan budaya, agar segera berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan.

“Ide penulisan buku sejarah Tana Tidung agar dapat dilestarikan sebagai simbol sejarah dan budaya, namun harus didasarkan pada objektifitas dan kejelasan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan,”harap Bupati.

Selain itu, para aktivis sejarah dan budaya perlu menghidupkan Dewan Kesenian Daerah Tana Tidung, salah satu lembaga semi pemerintah yang bergerak di bidang seni dan budaya.

Dalam pertemuan ini, ia menginisiasi kerjasama dengan kedutaan besar Belanda di Jakarta untuk rencana penyelenggaraan pagelaran budaya di Belanda sebagai suatu upaya promosi seni budaya dan produk ekonomi kreatif KTT.

Harapannya, para aktivis sejarah dan budaya dapat ikut mensukseskan rencana tersebut melalui Dewan Kesenian Daerah.

Selanjutnya, pada pertemuan ini hadir juga konten kreator asal Seputuk Tana Tidung, yaitu Norlela yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut. Bupati Ibrahim Ali mendorong Norlela untuk terus mempromosikan Tana Tidung ke kancah Nasional melalui konten-kontennya yang kaya akan kearifan lokal.

Bupati juga berkomitmen memfasilitasi Norlela melalui dinas pariwisata Tana Tidung, bersama-sama konten kreator lainnya.

Sebagai penutup, Iwan Setiawan, pengurus Yayasan Sejarah dan Budaya asal Tideng Pale, melaporkan rencana kunjungan Tim Jejak Petualang ke Tana Tidung dalam rangka membuat film dokumenter tentang kehidupan sehari-hari orang Tidung di perkampungan yang masih kental dengan adat budaya Tidung. Bupati Ibrahim Ali mendukung program tersebut dan mengarahkan Yayasan Sejarah dan Budaya Kalimantan Utara untuk membantu menyukseskannya . (rko)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.