Malinau, MK – Kondisi jalan di lima kecamatan wilayah Apau Kayan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara rusak parah. Aktifitas dan roda perekonomian warga apau kayan yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia itu, sejak April lalu nyaris lumpuh. Tidak adanya jembatan dan tingginya curah hujan membuat warga yang ingin membeli kebutuhan hidup dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Long Bagun, wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Terpaksa harus menempuh perjalanan hingga 2 minggu lamanya. Akibat infrastuktur jalan yang buruk sangat di rasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan ini, seperti harga kebutuhan pokok maupun ongkos tarif transportasi khususnya transportasi darat sangatlah mahal. Untuk kebutuhan pokok kebanyakan masyarakat perbatasan membeli ke Kota Samarinda (Kaltim) melalui jalur darat, biaya transportasi yang di keluarkan pun cukup mahal mencapai 10 hingga 18 juta rupiah untuk perjalanan pulang pergi saja.
Kades Nawang Baru Kecamatan Kayan Hulu, Lahang Lencau mengungkapkan. Persoalan infrastruktur masih menjadi persoalan serius yang dihadapi warga perbatasan saat ini, kondisi jalan yang rusak parah dan belum adanya jembatan penghubung antar desa masih banyak yang belum di bangun sehingga masyarakat terpaksa menyebrangi sekitar 9 sungai sungai besar yang cukup berbahaya.
“Akses jalan menuju Desa Data Dian Kecamatan Kayan Hulu, sepanjang jalan mulai dari Long Apung, Long Nawang sampai Desa Data Dian kondisinya juga rusak parah. Kondisi jalan yang terjal, buat kita ekstra hati-hati melintas dijalan yang rusak. Salah sedikit bisa masuk jurang, kondisi jalan menuju Bandara Long Apung dari Data Dian dengan jarak 75 kilometer. Jika cuaca bagus dapat ditempuh sekira 4 jam lamanya, apabila musim hujan warga terpaksa harus ditempuh dengan waktu berjam-jam,” ungkap Lahang.
Hal yang sama juga di rasakan oleh RB Jalung (48), warga Kecamatan Sungai Boh itu ia mengatakan. Aktifitasnya sering terganggu dengan kondisi jalan yang rusak parah, selain berlubang, licin dan berlumpur kondisi jalan poros penghubung antar kecamatan ini sering memakan korban.
“Kami sudah tiga hari tiga malam tinggal di tengah hutan, pasalnya akses jalan menuju ke Kecamatan Sungai Boh tidak bisa kami lewati, selain hancur akibat hujan, derasnya air sungai juga tidak bisa di lewati kendaraan. Sesuai dengan janji dan program Joko Widodo Presiden RI dengan nawacitanya yakni membangun mulai dari pinggiran termasuk daerah perbatasan akan menjadi prioritas pemerintah pusat, namun hingga saat ini masyarakat perbatasan belum juga merasakan program–program itu,” jelasnya.
Warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Apau Kayan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara meminta pemerintah serius membangun jalan dan jembatan di daratan Apau Kayan, terutama jalan poros perbatasan yang menghubungkan 4 kecamatan yakni Kecamatan Long Apung, Kayan Hulu, Kayan Selatan dan Kecamatan Sungai Boh. Pasalnya, kondisi jalan yang rusak parah itu buat warga terpaksa menginap di jalan. Kendaraan warga pun kerap alami kerusakan hingga kecelakaan.
Akbar (50) warga Desa Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu mengungkapkan, meski beresiko tinggi, warga Apau Kayan terpaksa gunakan jalan poros perbatasan menuju Sungai Boh hanya untuk membeli kebutuhan bahan pokok dan BBM di Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
“Puluhan titik jalan dari desa Long Nawang, Long Apung, Baratan, Panca Agung, Sungai Boh hingga ke Long Bagun (Kaltim) rusak berat. Jembatan yang dibuat gunakan kayu bulat (Log), juga rusak atau ambruk, kendaraan punya mulai banyak yang rusak berat,” ungkapnya kepada Metro Kaltara.
Akbar menambahkan, jika musim hujan perjalanan menuju Long Bagun terpaksa di tempuh selama dua minggu. Kondisi ini disebabkan banyaknya sungai besar yang alami air pasang atau banjir, sehingga kendaraan tidak bisa melintas di sungai tersebut.
“Hanya mobil double gardan yang bisa melintas dijalan yang ada di perbatasan ini, tapi kalau hujan deras dipastikan sungai akan banjir. Ancaman perjalanan tak hanya soal jembatan tapi juga kondisi jalan yang memang jelek. Tanah dan gunung yang tinggi sehingga banyak tebing yang terjal buat kita harus ekstra hati-hati,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Roby jalung (45), warga Desa Agung Kecamatan Sungai Boh yang wilayahnya berbatasan dengan Provinsi kalimantan Timur. Dikatakannya,meski kondisi jalan yang dilalui cukup ekstrim dan rusak parah. Masyarakat perbatasan yang membeli kebutuhan pokok ke Long Bagun dan kota Samarinda, paksakan diri lintas jalan ekstrim tersebut.
“Saya sudah lima hari di jalan pak, apalagi dengan cuaca ekstrim dan sering turun hujan ini. Sangat sulit kami lintasi jalan di perbatasan, kalau dulu untuk belanja sembako. Warga masih bisa membeli di Tapak Mega serawak, Malaysia. Tapi sejak jalan menuju camp diputus oleh pihak Malaysia, kami terpaksa membeli kebutuhan pokok ke Samarinda dengan biaya perjalanan dan transportasi bisa capai Rp 6 juta satu kali jalan,” jelasnya.
Sementara itu Anggota DPRD Kabupaten Malinau, Killa Liman menegaskan, pihak kontraktor yang mengerjakan program pembangunan di wilayah perbatasan, tidak memiliki alat yang mumpuni. Warga Apau Kayan mengharapkan kontraktor yang mengerjakan jalan di sana punya alat cukup, sehingga mampu membangun jalan dengan baik.
“Tahun 2016 ini, pemerintah pusat dan provinsi kaltara alokasikan anggaran pembangunan nfrastruktur jalan dengan alokasi anggaran sekira Rp70 milliar. Namun masyarakat belum rasakan manfaatnya,” pungkasnya.
Buruknya jalan diperbatasan tersebut, mengundang pertanyaan anggota DPRD Kaltara, anggota komisi III DPRD Kaltara Andi Akbar menegaskan. Pemerintah harus serius jalankan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah perbatasan yang sudah jadi prioritas pada usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Yakni pembangunan jalan perbatasan Long Nawang-Long Pujungan-Long Kemuat-Langap-Malinau, pembangunan jalan Mensalong-Sasipu-TauLumbis, pembangunan jalan perbatasan Malinau-Punan-Long Bawan-Long Midang, pembangunan jalan Long Nawang-Metulang-Long Boh-Batas Kaltim.
“Masyarakat perbatasan harapkan puluhan milliar dana yang dikucurkan untuk pembangunan perbatasan, benar-benar tepat sasaran,” pungkasnya.(vic/mk*2)