Tarakan, MK – Setelah dilaporkan hilang oleh keluarganya, Muhdar (24) warga belakang BRI RT 17, Kelurahan Selumit Pantai ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Sekatak Puji, Kabupaten Bulungan, Selasa (14/6) sekitar pukul 05.00 Wita.
Muhdar dilaporkan hilang oleh Ratna yang tak lain istrinya, Minggu (12/6) kepada Basarnas Tarakan. Selanjutnya tim gabungan yang terdiri dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Basarnas langsung melakukan pencarian korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Muhdar bersama kesebelas temannya berangkat dari Tarakan menggunakan kapal ke sekatak dengan membawa semen dan pupuk, Kamis (9/6). Setibanya di Sekatak, Minggu malam kapal tak bisa sandar di dermaga lantaran banyaknya kapal yang sandar.
Namun, sekitar pukul 04.00 Wita, Muhdar dikabarkan terjun ke sungai bersama tas ransel miliknya untuk berenang ke daratan setelah itu pulang ke Tarakan melalui jalur darat. Ketika lompat kesungai Muhdar bersama ranselnya tak kunjung muncul. “Dia mau pulang cepat ke Tarakan karena istrinya lagi hamil tua dan hanya menunggu hari melahirkan,” ujar salah satu sumber yang namanya enggan dipublikasikan.
Secara terpisah istri korban, Ratna (20) mengungkapkan sebelum ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dirinya sempat mendapatkan telepon dari sang suami sekitar pukul 04.05 Wita. Saat menelpon Muhdar sempat menyatakan kalau dirinya tak akan bisa pulang ke Tarakan lagi. “Ade, mungkin kita tidak akan bisa ketemu lagi untuk selamanya. Abang minta tolong lapor polisi sekarang juga,” terang Ratna saat menirukan perkataan suaminya ditelpon.
Anehnya lagi lanjut Ratna, usai suaminya bicara melalui telpon tiba-tiba saja ada teman suaminya yang menyambung pembicaraan menggunakan Handphone suaminya. “Saya tidak tahu siapa teman suami saya yang bicara di telpon menggunakan HP suami saya. Waktu itu dia mengatakan kalau suami saya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja,” ungkap wanita yang kini hanya tinggal menunggu kelahiran anak pertamanya.
Sejam kemudian setelah mendapatkan telpon, temannya kembali menelpon dan mengabarkan kalau Muhdar baru saja lompat ke sungai dengan membawa tasnya dan tidak muncul-muncul. “Setelah itu saya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Basarnas untuk meminta bantuan agar suami saya bisa dicari dan ditemukan,” tuturnya.
Kepergian sang suami diakui Ratna ada keganjalan, pasalnya sebelum dikabarkan lompat ke sungai sang suami sempat menelpon untuk minta melapor ke kantor polisi. Oleh karena itu dirinya menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian. “Tidak ada firasat kalau akan seperti ini, apalagi suami saya tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Sementara itu hingga saat ini HP suami saya masih ditahan sama polisi di Sekatak untuk penyidikan lebih lanjut,” akunya. (id/MK*1)