Secara Historis dan Geografis Memungkinkan untuk Jalin Kerjasama

TAWARAN INVESTASI : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie didampingi Konsul RI Bidang Kebudayaan dan Pendidikan Fajar Yusuf berdiskusi dengan Konjen Filipina di Chicago, AS Generoso DG Calonge di sela acara Diplomatic Reception di Chicago, Minggu (24/9) waktu setempat.
CHICAGO, MK – Gubernur Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Dr Ir H Irianto Lambrie, terus bergerilya menawarkan investasi ke sejumlah pengusaha. Dalam berbagai kesempatan, selalu mempromosikan provinsi termuda di Tanah Air ini. Tak terkecuali saat dalam lawatannya ke Amerika Serikat, dalam beberapa hari terakhir.
Didampingi Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Chicago Rosmalawati Chalid, bertemu dengan Konjen Filipina di Chicago, Mr Generoso DG Calonge pada acara Diplomatic Reception di Chicago. Kesempatan itu pun tak disia-siakan Irianto untuk mempromosikan Kaltara. “Kami banyak berdiskusi. Saya memaparkan soal Kaltara, baik itu potensi pariwisata, hingga potensi sumber daya alam (SDA) yang kita miliki,” kata Irianto, yang turut didampingi Konsul RI Bidang Kebudayaan dan Pendidikan Fajar Yusuf pada Acara Diplomatic Reception, Minggu malam waktu setempat, Minggu (24/9) waktu setempat.
Gubernur mengatakan, setelah mendengar paparannya, Konjen Filipina menunjukkan sinyal ketertarikannya dengan Kaltara. Disampaikan, Mr Generoso siap untuk membantu menginformasikan potensi di Kaltara kepada para investor di Filipina.
“Secara geografis, Filipina sangat dekat dengan Kaltara. Sehingga kerja sama di bidang investasi sangat memungkinkan. Termasuk dalam hal kebudayaan. Apalagi secara historis, sebagaian dari negara Filipina sebelumnya merupakan wilayah kerajaan Bulungan yang sekarang menjadi provinsi Kaltara,” ujar gubernur lagi.

PERWAKILAN INDONESIA : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie beserta istri, Hj Rita Ratina berfoto bersama Konjen RI di Chicago, AS Rosmalawati Chalid di sela acara Diplomatic Reception di Chicago, Minggu (24/9) waktu setempat.
Dikatakan, Kaltara memiliki banyak potensi yang belum terkelola secara maksimal. Salah satunya di bidang pariwisata. Baik itu wisata budaya, sejarah, maupun kekayaan alam berupa flora dan fauna. Salah satunya kekayaan hutan, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) yang merupakan salah satu hutan tropis terluas di dunia.
“Kita memiliki kultur adat dan budaya daerah yang masih asli. Ini sangat menarik bagi wisatawan manca negara. Selain promosi, yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana memberikan kemudahan agar para wisatawan bias ke Kaltara. Termasuk ke lokasi-lokasi wisata yang ada. Tentunya ini harus didukung oleh infrastruktur yang memadahai,” ungkapnya.
Terkait peluang investasi, kepada Konjen Filipina untuk Chicaho, Irianto memaparkan beberapa potensi investasi baik yang sudah berjalan maupun belum tergarap.
Investasi di Kaltara, kata Irianto, didukung dengan sumber energy besar yang kini mulai disiapkan. Dengan memanfaatkan aliran beberapa sungai besar yang ada di Bumi Benuanta—sebutan Kaltara, akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas ribuan Megawatt (MW).
Salah satu yang didepan mata adalah pembangunan PLTA Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan. Gubernur meyakini, awal 2018 mendatang konstruksi fisik bendungan PLTA Kayan tahap I dengan kapasitas 900 MW sudah mulai dikerjakan. Saat ini prosesnya, tinggal menunggu izin konstruksi bendungan diterbitkan Balai Keamanan Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diestimasikan terbit akhir September atau awal Oktober nanti.
Dibeberkan, desain PLTA Kayan dengan rencana 5 bendungan yang akan dibangun telah dibuat oleh pihak investor. Dengan anggaran yang tidak sedikit. Berikut desain Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi yang terintegrasi dengan PLTA Kayan.
“Model realisasi investasi di Kaltara, akan terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga memberikan nilai tambah bagi daerah juga Indonesia. Dan, permulaannya adalah percepatan realisasi hydro power, disusul pembangunan smelter atau industri lainnya, dan terakhir pelabuhan atau bandar udara,” jelasnya.
Yang tak kalah penting, lanjut Irianto, Kaltara sangat terbuka alias welcome bagi para investor. Baik dari dalam, maupun luar negeri. Termasuk tidak menutup kemungkinan bagi investor dari Filipina, yang secara geografis bertetangga dengan Kaltara.
Gubernur juga menyinggung soal rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut tambang oleh PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) 2 x 300 MW. Hal ini sebagai langkah cepat untuk mendukung investasi, saat menunggu proses pembangunan PLTA yang diperkirakan memakan waktu cukup lama.
Sebagaimana diketahui, ada dua negara calon investor di Kaltara, yakni RRT (Republik Rakyat Tiongkok) atau China dan Korea Selatan. Investor dari RRT yang mendapatkan dukungan Pemerintah RRT, berencana membangun PLTA dan investasi lainnya. Salah satunya di bidang pengolahan logam atau smelter dan kiling minyak. Begitu pula dari Korea Selatan yang menyasar PLTA, pelabuhan dan bandar udara internasional.
“Sesuai dengan arahan dari Menko Kemaritiman maupun Menteri Perindustrian, secara cluster, kawasan KIPI akan lebih difokuskan pada industri Smelter. Meski nantinya juga diintegrasikan dengan industri lainnya. Potensi ini pula, termasuk yang kita tawarkan kepada investor Filipina,” imbuh Irianto. (humas)