Jadikan Daerah Maju, Harus Bergerak Cepat

by Setiadi

Wakili Kalimantan, Gubernur Hadiri Rembuk Nasional 2017

REMBUG NASIONAL : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie bersilaturahmi dengan Menkominfo Rudiantara serta Mendagri Tjahjo Kumolo usai menghadiri Rembug Nasional 2017 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10).

JAKARTA, MK – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengatakan, sesuai dengan arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, jika daerah kita mau maju dan tidak ketinggalan, semua pihak harus bergerak cepat. Terutama di jajaran pemerintahannya.

Demikian dikatakan Irianto saat menghadiri Rembuk Nasional 2017 “3 Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla” dengan tema Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10).

Acara yang dibuka langsung oleh Presiden Jokowi itu, dihadiri para gubernur dari sejumlah provinsi di Indonesia. Selain itu, tampak hadir juga para menteri kabinet kerja, pimpinan lembaga negara, kalangan akademisi dari 16 perguruan tinggi di Indonesia, lembaga swadaya masyarakat, petani, budayawan dan serta tokoh-tokoh nasional lainnya.

Tidak semua gubernur diundang dalam acara tersebut. Dari Kalimantan diwakili Gubernur Kaltara, Sumatera diwakili Gubernur Kepulauan Riau H Nurdin Basirun, Jawa diwakili oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan.

Acara diawali dengan pembacaan rekomendasi dari 12 Kepala Bidang Rembug Nasional 2017 dengan didampingi para rektor dari 16 perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Pembacaan rekomendasi dibuka dengan penjelasan singkat dari Penasehat Rembuk Nasional 2017, Sidarto Danusubroto.

“Presiden mengatakan, kita tentu telah bersepakat, bahwa kita ingin menjadikan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara yang maju. Untuk itu, kita harus mau cepat berubah dan bergerak cepat,” ujar Irianto mengutip pidatu Presiden.

Disampaikan juga, presiden meminta ke depan Perguruan Tinggi harus mampu bergerak dengan cepat mempelopori perubahan tersebut. Dalam 10 hingga 15 tahun yang akan datang akan terjadi perubahan dalam beberapa hal, seperti perubahan pola konsumsi, perubahan lanskap ekonomi, pola komunikasi sosial, “go food (gojek)”, lanskap politik.

“Sebagai Generasi Y, kita harus mampu mengantisipasi perubahan yang cepat tersebut,” tandasnya. Siapa yang mampu memanfaatkan peluang perubahan tersebut, lanjut gubernur, maka ia yang menang dalam persaingan dan sekaligus akan meningkatkan daya saingnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga telah menerima rumusan hasil Rembuk Nasional 2017 ini. Disamping soal perkembangan ekonomi dan pembangunan, Presiden juga mengingatkan jika tahun depan (2018) merupakan tahun politik. Baik Pilkada serentak, atau persiapan menjelang Pileg dan Pilpres 2019.

“Beberapa arahan Bapak Presiden ini, sangat relefan. Apalagi dengan kondisi Kalimantan Utara yang masih baru. Diperlukan kerja cepat dan tepat, untik mengejat ketertinggalan dengan daerah lain,” tegas Irianto.

Sebelumnya, penasehat kegiatan, SIdarto Danusubroto mengatakan, prioritas pembangunan infrastruktur Indonesia pun mulai berubah haluan. Dari sebelumnya, Jawasentris menjadi Indonesia sentris. Hal tersebut diwujudkan dengan peningkatan kesejahteraan umum yang mendapat perhatian begitu besar, utamanya pada daerah yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. Seperti salah satunya daerah perbatasan.

Sedangkan Presiden dalam arahannya, menegaskan bahwa pemerintah dan masyarakat Indonesia saat ini, secara garis besar ingin membawa negara ini ke gerbang kemajuan. “Kita harus sadar bahwa perubahan sudah masuk ke semua sektor. Dunia sudah benar-benar berubah. Bahkan, untuk men-training SDM (Sumber Daya Manusia) saja, banyak cara baru yang dilakukan oleh negara maju,” jelas Jokowi.

Untuk itu, agar Indonesia tak ketinggalan, maka harus segera berubah dari seluruh sektor. “Sayangnya, banyak dari kita yang belum menyadari perubahan itu. Saya menyaksikan sendiri bagaimana perubahan dunia itu terjadi, perubahan yang membuat saya syok,” urainya.

Indonesia, menurut Jokowi, terjebak dalam dinamika yang sama selama 30 tahun ini. “Di universitas saja, misalnya Fekon (Fakultas Ekonomi), ada yang jurusan yang selama 30 tahun ini, ilmunya tak berubah-ubah. Lalu, saya pastikan juga, belum ada universitas yang berani membuka fakultas atau jurusan ekonomi digital,” urai Jokowi.

Kalangan universitas, sedianya merupakan pihak terdepan yang dapat mengantisipasi perubahan tersebut. Menurut Jokowi, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dinamika dunia global saat ini. (humas)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.