“Dari Kampung Baru, perjalanan kunjungan kerja Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie dilanjutkan ke Desa Mangkupadi dan Tanah Kuning. Di perjalanan, Gubernur menyempatkan untuk menengok Kebun Lada atau Merica di desa itu. Tak disangka, potensinya begitu besar.”
– Khair Alam Maulansyah,
Meski masih satu desa, perjalanan dari Kampung Baru ke Mangkupadi membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekira 20-30 menit melewati jalan cukup lebar yang dibangun Pemerintah Provinsi Kaltara.
Di sebelah kanan (dari arah Kampung Baru) hamparan laut membiru. Sementara di sebelah kiri berupa hutan yang sebagiannya telah dibuka masyarakat. Menggambarkan sebuah kawasan pesisir yang memiliki potensi besar. Tidak salah jika daerah itu dipilih menjadi calon kawasan industry dan Pelabuhan internasional (KIPI) yang sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu.
Di tengah perjanan, tiba-tiba mobil yang ditumpangi Gubernur berhenti. Menunjuk ke arah sebuah jalan masuk di persimpangan Desa Mangkupadi. “Kita ke areal perkebunan Lada, katanya banyak kebun lada masyarakat di sini,” kata Irianto.
Benar, setelah masuk sekira 2 kilometer, sampailah kami di sebuah kebun yang di tengah ada pondok kecil. Beberapa orang menyambut ramah. “Di sini ada ratusan hektare kebun sahang (lada) pak. Rata-rata dibudidayakan oleh masyarakat,” kata pemilik kebun itu.
Gubernur pun mengaku kagum dengan potensi itu. Dirinya berharap, ini terus dikembangkan oleh masyarakat. Sehingga di samping nelayan, sebagai matapencaharian mayoritas masyarakat pesisir, juga bisa berkebun lada yang prospek hasilnya cukup menjanjikan.
Dari kebun Lada, perjalanan dilanjutkan ke Desa Mangkupadi. Di desa itu, Gubernur melihat kegiatan masyarakat yang membudidayakan kebun sayur-sayuran. Bahkan menyempatkan untuk memanen beberapa sayuran yang ditanam warga di lahan tersebut.
Irianto bersama istri tanpak antusias melihat kebun contoh itu. Apalagi sang istri, Hj Rita Ratina Irianto yang sebelumnya merupakan dosen Fakultas Pertanian. Begitu paham dengan persoalan itu. Sesekali mereka berdialog dengan ibu-ibu anggota kelompok wanita tani desa tersebut.
Hal lain yang membanggakan, adanya gerakan ibu-ibu setempat yang membuat kelompok wanita tani, untuk memberdayakan masyarakat agar gemar menanam sayur-sayuran di rumah.
“Saya sangat apresiasi dengan apa yang dilakukan ibu-ibu di desa ini. Melalui program yang dimotori oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara ini, akan menggerakkan budaya menanam di lingkungan keluarga. Sehingga akan memperkokoh ketahanan pangan,” ujar Irianto.
Bagaimana proyeksi Tanah Kuning dan Mangkupadi ke depan, Ketika bakal menjadi kawasan industry yang disertai dengan pelabuhan internasional? (bersambung)