Oleh : Kombes Pol Moh Yamin Sumitra
(Dirbinmas Polda Kaltara)
Keamanan atau rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat hakiki/kebutuhan yang paling utama oleh seluruh individu manusia. Karena tanpa ada keamanan, mau ibadah tidak bisa dilaksanakan menuju tempat ibadah takut, ibadah dengan tidak tenang, mau mencari nafkah tidak bisa tenang dan tidak bisa dilaksanakan, mau berangkat ketempat kerja tidak bisa dilaksanakan dengan tenang, mau berangkat sekolah, kuliah tidak bisa dilaksanakan dengan aman, kegiatan sehari hari tidak bisa dilaksanakan dengan tenang dan aman.
Jadi seluruh komponen bangsa harus bersama-sama berusaha dan berupaya untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman karena keamanan itu harus diusahakan dan diupayakan secara bersama-sama dan bergotong-royong.
Semua kejadian yang tidak membuat situasi dan kondisi tidak aman ini, perlu dianalisa dan diamati melalui catatan data-data kejadian kejadian dan sejarah. Sejak mulai Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, adanya kegiatan politik yang ingin menguasai dan berkuasa di Indonesia. Misalnya, Agresi 1 dan 2 penjajah ingin kembali menguasai atau berkuasa lagi di Indonesia, DI/ TII kelompok yang sakit hati ingin berkuasa di Indonesia dengan melanggar konstitusi, dan ingin merubah ideologi Pancasila. Begitu juga penghianatan PKI kelompok yang ingin berkuasa di Indonesia dengan kegiatan melanggar konstitusi dan ingin merubah ideologi Pancasila.
Begitu juga siklus kekuasaan politik, apabila kelompok yang bermain politik ingin berkuasa menggunakan strategi positif dan ada juga yg menggunakan strategi negative. Setelah mendapat kekuasaan, ingin kekuasaan itu selamanya dipertahankan biar abadi karena ujung-ujungnya juga uang-uang banyak yang tidak amanah. Dan kalau kekuasaan itu jatuh/lengser ingin kekuasaan itu didapatkan kembali dengan menggunakan strategi positif, strategi negatif, propaganda, hoax, hate speech, fitnah, dan bahkan bangsa ini dibuat terpecah-pecah dan caos dengan dibungkus dengan bermacam-macam kejadian.
Dengan uraian diatas semoga bangsa ini cerdas dan pandai, jangan mengikuti by design/rekayasa kegiatan-kegiatan para kelompok pelaku politik yang pada ingin berkuasa mungkin bergabung dengan orde mana, aliran mana dan kelompok mana, sehingga membuat tidak aman dan dibentur-benturkan rakyat dengan rakyat begitu juga rakyat dibenturkan dengan petugas yang menjaga, mengawal dan mengamankan bangsa dan negaranya yang konsisten.
Kami harapkan para pakar, para tokoh, para pengamat politik, pengamat sosial, pengamat sejarah, pengamat keamanan, pengamat budaya dan lain-lain, jangan diam seribu bahasa bersuaralah untuk kebaikan dan kemajuan Indonesia. Jangan sampai berfikir-nya terlambat dan menyesal bila kembali menderita, cerita kesejarah masa lalu karena kita sudah lebih maju dengan program reformasi dan revolusi mentalnya. Karena pembangunan nasional itu harus diawali dengan situasi dan kondisi yg aman terlebih dahulu begitu juga kegiatan sehari-hari agar berjalan baik dan lancar harus diawali dengan situasi dan kondisi aman dan kondusif.
Jaga persatuan, kesatuan NKRI dan rasa persaudaraan, jangan terprovokasi, junjung tinggi 4 konsensus dasar bangsa. Dengan alasan apapun dan dibungkus apapun semua kegiatan yang lagi ramai dan trend sekarang ini bila tokoh tokoh dibelakangnya/Sengkuni sudah jelas nyata dan ada buktinya dan dari aliran mana, kelompok mana dan orde mana perlu dan harus di tindak tegas terhadap adanya pelanggar konstitusi dan makar.
Maka diharapkan para pakar, para cendekia, para tokoh, para ormas harus mendukung dan masyarakat harus tahu juga dan bijak. Tindakan tegas ini untuk terciptanya keamanan yang kondusif agar kegiatan masyarkat sehari hari dapat berjalan dengan aman tenang dan damai. (*)