Kencangnya angin dan adanya gelombang membuat pasukan pengibar bendera kesulitan membentang sang saka merah putih di Pantai Amal
Tarakan, MK – Ada yang berbeda dalam peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 di Tarakan. Jika biasanya pengibaran bendera dilakukan di lapangan terbuka, tidak demikian dengan yang dilakukan oleh Komunitas Pecinta Alam Tarakan dan Orang Indonesia (OI) Tarakan melakukan pengibaran bendera merah putih di Pantai Amal Baru Senin (17/8), pukul 10.00 Wita.
Pengibaran bendera sepanjang 11 meter dengan lebar 2,40 meter ini juga diiringi dengan lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Koordinator Pengibaran Bendera Ajeng mengaku Pantai Amal dipilih menjadi tempat pengibaran bendera karena latar belakang sejarahnya. “Ketika Jepang masuk pertama kali ke Tarakan itu melalui Pantai Amal sehingga kami ingin mengulas sejarah masa lalu,” ujarnya kepada Metrokaltara.com.
Pengibaran bendera di Pantai Amal Baru dengan kedalaman air mencapai 1,8 meter tersebut bukan tanpa hambatan. Para pengibar bendera berulang kali harus memperbaiki posisinya karena di terpa oleh ombak yang cukup kencang.
“Kondisi angin juga cukup kencang sehingga kami sedikit bersusah payah saat akan mengibarkan bendera, walaupun dengan posisi yang kurang maksimal,” imbuhnya.
Kondisi geografis Tarakan yang dikelilingi oleh laut juga menjadi alasan mereka dalam melakukan pengibaran bendera di Pantai Amal Baru. “Perjuangan kami untuk mengibarkan bendera ini tidak sepadan dengan perjuangan para pahlawan saat merebut kemerdekaan,” tuturnya.
Dua komunitas ini ingin menyampaikan pesan moril kepada seluruh pemuda dan komunitas di Tarakan untuk ikut memaknai peringatan Kemerdekaan Indonesia dengan mengisi kegiatan positif dan bermanfaat.
Selain itu, dalam moment pilkada kali ini mereka juga berharap tidak ada perpecahan dan perselisihan akibat perbedaan pendapat dalam menentukan pilihan. (him/sti)
.
