PELAYANAN: Tampak salah satu armada melayani penumpang dari Samarinda ke Malinau Kaltara.
TANA TIDUNG, MK– Awal Ramadan 1444 H bisnis travel jasa angkutan sepi dari penumpang yang akan melakukan mudik lebaran. Hal tersebut memang kerap terjadi jika awal puasa terjadi.
Di mana jika awal puasa penumpang sepi, berbeda jika mendekati Seminggu menjelang Idul Fitri penumpang baru akan ramai menggunakan jasa travel untuk mudik lebaran.
Saat ini hampir banyak travel-travel mobil untuk melayani masyarakat, baik lokal maupun luar daerah di Kaltara dan Kaltim mengeluh akan sepinya penumpang di awal Ramadan.
Ryval Weku pendiri travel PT Armajaya Trasindo Utama mengatakan, saat ini memang trend travel mobil meningkat peminatnya dari sebelumnya karena mahalnya tiket pesawat.
“Memang saat ini awal puasa seperti sekarang jasa travel memang masih belum terlalu ramai, karena masih awal puasa biasa ramai Seminggu mendekat lebaran,” kata Ryval kepada Metro Kaltara, Selasa (28/3).
Saat ini katanya, yang terasa sunyi keberangkatan dari Samarinda ke Kaltara baik Tanjung Selor maupun ke Malinau. Dan mulai ramai Seminggu mendekati lebaran.
“Sepinya karena anak-anak belum pada libur sekolah, begitupun dengan ASN juga belum ada libur kalau sudah dekat Seminggu lebaran baru ramai,” jelasnya.
Mendekati Seminggu lebaran, biasa bisa 3-4 armada yang berangkat dalam sehari dengan berbagai tujuan baik Kaltim maupun Kaltara.
“Sekarang aja dari Malinau di tanggal 20 April ini sudah ada ASN yang pesan, berangkat setelah pulang kerja nanti karena pas waktu cuti bersama kan,” ungkapnya.
Selain itu, mahalnya tiket pesawat juga membuat masyarakat yang akan berangkat ke Samarinda lebih memilih naik travel. Hanya dengan mengeluarkan ratusan ribu rupiah sudah bisa sampai ke Samarinda.
“Penumpang yang pernah saya bawa lebih bagus ikut travel karena tiket pesawat mahal, kalau travel murah bisa Pulang Pergi (PP). Kalau pesawat sekali keberangkatan saja,” jelasnya.
Sedangkan untuk trip tergantung lokasi penjemputan, khusus dari Malinau kota Rp 800 ribu ke Samarinda. Sedangkan dari Tana Tidung ke Samarinda Rp 700 ribu per orang. Tanjung Selor ke Samarinda Rp 500 ribu per orang.
“Dari daerah itu biasanya berbeda harganya, tapi harga tersebut tidak memberatkan ketimbang harga tiket pesawat yang dikeluhkan masyarakat. Tujuannya membantu-lah, kalaupun ada untung ya buat makan sehari-hari, semoga saja jasa travel selalu diminati masyarakat,” pungkasnya. (rko)